Oleh Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH
Sebagian ahli hikmah berkata,
Beruntunglah
orang yang menjadikan akalnya sebagai pemimpin
dengan
mengikuti petunjuk akalnya yang sempurna
sedangkan
hawa nafsunya menjadi tahanan
Dan
Celakalah
bagi orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai penguasanya,
dengan
melepaskannya dalam menuruti apa yang diinginkannya,
sedangkan
akalnya menjadi hambanya
sehingga
akal tersebut terhalang untuk memikirkan ni’mat Allah dan keagungan Allah.
(Nashaaihul ‘Ibad Sh:6)
Semoga kita selalu mendapat pertolongan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Aamiin.
Penulis Guru Besar UIN IB Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/Anggota Wantim MUI Pusat/Penasehat ICMI Sumbar/A’wan PB NU