Palestina, Demokratis
Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas menegaskan komitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan mengonfirmasi pada hari Minggu ini pihaknya akan tetap mematuhi ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Israel meski Israel menyebutkan akan menunda.
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan, Minggu (19/1/2025), gencatan senjata di Gaza, yang dijadwalkan dimulai pada pukul 8.30 pagi waktu setempat (13.30 WIB), tidak akan dimulai sampai daftar sandera yang akan dibebaskan diterima.
Dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Hamas menyatakan kembali komitmennya terhadap ketentuan kesepakatan gencatan senjata.
Hams mencatat penundaan pengiriman nama-nama yang akan dibebaskan dalam gelombang pertama gencatan senjata disebabkan oleh alasan teknis dan logistik.
Penundaan tersebuf disebabkan oleh alasan teknis dan logistik, kata kelompok Palestina Hamas.
Pengumuman tersebut muncul saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas diperkirakan mulai berlaku pada Minggu, setelah berbulan-bulan perang genosida yang dilancarkan Israel di wilayah tersebut.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel menyusul perang genosida Israel di Gaza, yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan hampir 47.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 110.700 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Turki Desak Internasional Cegah Pelanggaran Gencatan oleh Israel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (18/1/2025) mengkritik sejarah Israel dalam melanggar gencatan senjata, dan mendesak masyarakat internasional untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut di tengah kesepakatan antara Hamas-Israel.
“Israel, khususnya (kepala otoritas pemerintahan Benjamin) Netanyahu, memiliki catatan pelanggaran gencatan senjata yang signifikan, hal ini tidak boleh dibiarkan kali ini (di Gaza),” kata Erdogan kepada kongres provinsi partainya di Adana, bagian selatan Turki.
Dia mengutuk perang 467 hari di Gaza yang mengakibatkan 47.000 nyawa melayang, seraya mengatakan “Meskipun terjadi genosida dan pembantaian selama 467 hari, Israel gagal mematahkan tekad perlawanan saudara-saudari kita di Gaza.”
Erdogan juga menegaskan kembali komitmen Turki untuk meminta pertanggungjawaban terhadap para pelaku kejahatan perang di Palestina.
“Upaya kami untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan satu per satu akan terus ditingkatkan,” tegasnya.
Selain itu, Turki juga berjanji akan memobilisasi segala upaya untuk menyembuhkan luka Gaza selama masa gencatan senjata.
Pada Rabu (15/1/2024), Qatar mengumumkan perjanjian gencatan senjata tiga tahap antara Israel dan kelompok Palestina Hamas untuk mengakhiri lebih dari 15 bulan serangan mematikan Israel di Jalur Gaza, dengan gencatan senjata yang akan mulai berlaku pada hari Minggu pukul 06.30 GMT (13.30 WIB). (IB)