Minggu, Agustus 3, 2025

Sempat Melambung, Penjualan Mobil Listrik Xiaomi Terus Mengalami Penurunan

Xiaomi EV sedang menghadapi tantangan dikarenakan penjualan kendaraan listrik pertamanya yaitu SU7 menurun selama tiga minggu berturut-turut.

Mengutip dari laman CarNewsChina, Jumat (16/5/2025), berdasarkan data registrasi asuransi yang disediakan oleh Asosiasi Dealer Mobil China, dari minggu ke-16 hingga 19 penjualan kendaraan turun dari 7.200 menjadi 5.200 unit. Khususnya model SU7 standar yang penjualan mingguannya turun dari 6.700 unit menjadi 4.700 unit.

Penurunan penjualan ini terjadi di tengah apa yang digambarkan oleh pendiri Xiaomi Lei Jun sebagai “periode tersulit sejak mendirikan Xiaomi” dalam unggahan Weibo pada tanggal 10 Mei.

Lantas apa penyebab merosotnya penjualan mobil listrik Xiaomi? Padahal merek asal China ini sempat melambung penjualannya usai mobil listrik pertamanya resmi meluncur.

 

Krisis kepercayaan

Krisis kepercayaan disebutkan jadi biang keladinya dikarenakan banyak kontroversi yang terjadi. Misalnya, kap serat karbon optional untuk SU7 Ultra dengan harga 42.000 yuan atau kisaran Rp95 jutaan. Kap tersebut dikatakan dapat menyalurkan udara ganda yang mengarahkan aliran udara ke hub roda untuk pendinginan. Namun, pemilik menemukan bahwa kap tersebut tidak memiliki fungsi pengarah udara atau peningkatan kinerja pendinginan dibandingkan dengan kap aluminium standar, sementara hanya mengurangi berat hingga 1,3 kg.

Kontroversi lainya yaitu masalah keterbatasan daya. Pembaruan OTA pada bulan Mei membatasi tenaga maksimum dari 1.548 hp menjadi 900 hp, yang mengharuskan pengguna untuk mencapai metrik kinerja lintasan tertentu untuk membuka daya penuh. Hal ini bertentangan dengan pemasaran awal Xiaomi yang menekankan daya SU7 Ultra sebagai nilai jual utama, dengan mengklaim kecepatan tertinggi 350 km/jam dan memposisikannya sebagai “mobil produksi empat pintu tercepat di dunia”.

Hal lainnya yang menjadi perhatian yaitu masalah keselamatan. Pada akhir Maret lalu, sebuah Xiaomi SU7 Ultra berwarna kuning mengalami kecelakaan saat melaju dengan kecepatan tinggi, diikuti oleh kecelakaan jalan raya besar lainnya yang menggemparkan negara, mendorong Xiaomi untuk memprioritaskan langkah-langkah keselamatan.

Lebih dari 30 calon pemilik SU7 Ultra melakukan protes di pusat pengiriman di Beijing dengan spanduk yang mengklaim ‘iklan palsu’.

Lebih dari 300 pemilik membentuk kelompok perlindungan hak, menuntut pengembalian uang ditambah kompensasi tiga kali lipat.

Pengamat industri berpendapat bahwa tantangan Xiaomi menyoroti masalah umum industri yang memprioritaskan pemasaran daripada teknologi, dan bahwa kontroversi perusahaan yang menonjol mendorong reformasi industri yang lebih luas di sektor kendaraan listrik China. (Rio)

Related Articles

Latest Articles