Minggu, Mei 25, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Trump Larang Universitas Harvard Terima Mahasiswa Asing Baru

Washington, DC, Demokratis

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mencabut sertifikasi Universitas Harvard di bawah Student and Exchange Visitor Program (SEVP), yang secara efektif melarang institusi pendidikan tinggi itu menerima mahasiswa asing baru.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem mengumumkan keputusan tersebut pada Kamis (22/5/2025) waktu setempat.

“Semoga hal ini menjadi peringatan bagi semua universitas dan institusi akademis di negara ini. Menerima mahasiswa asing adalah sebuah privilese –bukan hak– dan privilese itu telah dicabut mengingat Harvard telah berulang kali gagal mematuhi hukum federal,” ujar Noem, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Xinhua, Sabtu (24/5/2025).

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan bahwa selain melarang penerimaan mahasiswa asing di masa mendatang, mahasiswa asing yang telah terdaftar saat ini harus pindah agar tidak kehilangan status legal mereka.

Menanggapi hal tersebut, Harvard mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebut tindakan pemerintah itu melanggar hukum dan berbahaya.

“Kami sepenuhnya berkomitmen untuk mempertahankan kemampuan Harvard dalam menampung para mahasiswa dan cendekiawan internasional, yang berasal dari 140 lebih negara dan telah memperkaya universitas ini –dan bangsa ini– tanpa hingga.”

“Kami sedang bekerja dengan cepat untuk memberikan panduan dan dukungan kepada anggota komunitas kami. Aksi balasan ini menciptakan ancaman serius bagi komunitas Harvard dan negara kita, serta merongrong misi akademis dan penelitian Harvard,” lanjut pernyataan itu.

Pada April lalu, pemerintahan Trump membekukan dana hibah federal senilai US$2,2 miliar (sekitar Rp35,7 triliun) untuk Harvard, usai universitas tersebut menolak permintaan untuk menghapus program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, serta mengevaluasi mahasiswa asing dengan alasan kekhawatiran ideologis.

Per semester musim gugur 2023, mahasiswa asing di Harvard mencakup lebih dari 27 persen dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi itu secara keseluruhan, demikian ungkap data universitas tersebut. (IB)

Related Articles

Latest Articles