“Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Presiden Erdogan dan seluruh rakyat Turki,” kata Puan dengan nada yang tidak kalah Islami.
Ketua DPR Puan Maharani lewat sambungan telepon berkomunikasi langsung dengan Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop, dari Jakarta, Selasa (4/8), sebagai wujud dukungan kedua parlemen atas kerjasama Menteri Riset antar kedua negara dalam rangka pengadaan obat dan vaksin Covid-19 untuk di masa yang akan datang.
“Saya sudah mendengar Menteri Ristek dan Teknologi Indonesia sudah berbicara dengan Menteri Teknologi dan Industri Turki dalam membahas pengembangan obat dan vaksin Covid- 19,” ungkap Puan.
Dirinya optimis kerjasama akan berhasil dan kita akan mendapatkan manfaatnya dalam produksi serta penemuan obat dan vaksin Covid-19 pada waktu yang tidak lama lagi.
Puan mengajak parlemen Turki ikut juga dalam mendorong usaha kerjasama riset.
Isu Covid-19 antar kedua negara menjadi salah satu materi pembahasan utama saat courtesy call antara Puan dan Sentop.
Yang menarik kedua pimpinan parlemen berbicara saat berada di kantor parlemen masing-masing di Jakarta dan Ankara.
Diplomasi tersebut dilakukan termasuk dalam rangka perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki. Yang diawali dengan saling mengucapkan selamat Idul Adha atau Hari Raya Haji.
Sebagai informasi, kedua negara sekarang ini sedang berjibaku di tengah pandemi serangan menghadapi Covid-19.
Dalam pertemuan virtual dalam tempo sekitar 15 menit, Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop langsung merespon dan menyatakan, penghargaan tinggi atas hubungan persahabatan erat Indonesia-Turki. “Kedepan kerjasama RI-Turki harus diperkuat dalam berbagai bidang,” ujar Mustafa Sentop.
Yang mengejutkan dari diplomasi itu, Puan menyampaikan titip salamnya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang juga tokoh Islam modern melalui Ketua Parlemen Turki.
“Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Presiden Erdogan dan seluruh rakyat Turki,” kata Puan dengan nada yang tidak kalah Islami.
Palestina
Pada pekan sebelumnya pada wartawan, Zuhair Al-Shun Duta Besar Palestina untuk Indonesia menyatakan, lahirnya negara Pelestina Merdeka akan hidup berdampingan damai dengan Israel sesudah lahirnya dua negara.
Dikatakan, pada masa dahulu perundingan dengan Israel sudah banyak mengalami kemajuan saat Yitzhak Rabin menjadi Perdana Menteri.
Namun perundingannya langsung terhenti setelah Rabin ditembak mati oleh kelompok penentang Palestina Merdeka di Israel yang masih menjadi bagian mayoritas.
Palestina pernah juga menerima resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang dua negara Israel dan Palestina.
“Palestina bahkan menerima wilayah Palestina Merdeka cuma 40 persen, sementara wilayah Israel dapat 50 persen,” jelasnya.
“Nyatanya resolusi PBB juga ditolak oleh pemerintah radikal di Israel. Hingga kini korban di pihak Palestina terus berjatuhan, pembanguan pemukiman Israel di wilayah Palestina terus berjalan. Negara-negara besar di PBB terus menerbitkan ratusan resolusi,” protes dan sindir Zuhair saat berada di Gedung Parlemen Indonesia di Jakarta saat tampil dalam acara : Pernyataan Bersama Anggota Parlemen berbagai negara Menentang Aneksasi Israel terhadap Wilayah Palestina.
Bahkan pada masa PM Benyamin Netanyahu aneksasi secara resmi dan terbuka terus berlangsung sampai kini.
“Dan kami menjawabnya Palestina akan terus berjuang, berjuang, berjuang, seperti para pejuang Palestina yang terdahulu,” tegas Zuhair dengan nada dingin dan serius.
Diplomasi Uzbekistan
Diplomasi yang dilakukan DPR tidak saja mendukung Pelestina Merdeka. Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar yang membidangi kesejahteraan minggu lalu juga menerima kunjungan Ulugbek Rozukulov Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (29/7).
Pertemuan berlangsung di lantai dua di ruang delegasi yang dikhususkan untuk tamu-tamu pimpinan DPR. Yang dilanjutkan dengan tukar menukar cinderamata.
Seusai pertemuan, Cak Imin menggelar makan siang bersama dengan Dubes Uzbekistan dan staf. Sementara Muhaimin didampingi anggota DPR dari Fraksi PPP Syaiful Tamliha.
Pada wartawan Ketua Umum PKB ini mengatakan, pertemuan dimaksudkan untuk memperkuat kerjasama antar parlemen, kerjasama ekonomi pariwisata agar lebih efesien pasca pandemi, dengan sejumlah perbaikan dan kesepahaman kerjasama yang lebih efektif lagi.
Uzbekistan adalah negara Islam yang teletak di Asia Tengah yang menjadi negara merdeka kembali setelah bubarnya negara Uni Sovyet tahun 1990-an. (Erwin Kurai)