Tapteng, Demokratis
Akhmad Syukri Nazri Penarik Wali Kota Sibolga menuai sorotan tajam dari kalangan masyarakat pasca bencana yang melanda Kota Sibolga, pada Selasa (25/11/2025).
Pasalnya, Kota Sibolga pasca bencana yang diterjang banjir dan tanah longsor yang terjadi di Jalan Murai, Parombunan dan Sibolga Julu dikabarkan Wali Kota Sibolga di luar daerah.
Pasca kejadian itu, juga harga sembako yang melonjak tinggi. Hal itu menimbulkan kemarahan publik serta masyarakat menilai Akhmad Syukri Nazri Penarik Wali Kota Sibolga tidak peduli terhadap korban bencana.
Pengamat kebijakan publik Fernando Emas juga menyoroti sikap Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazri Penarik yang tidak hadir dalam rapat resmi penanganan bencana di Bali Room Hotel Via Pandan (Tapteng) Sumatera Utara (Sumut) pada Rabu (10/12/2025) malam.
Ketua Komisi V DPRI RI Lasarus marah terhadap Akhmad Syukri Nazri Penarik karena tidak hadir dalam rapat tersebut.
Lasarus menilai, rapat bersama mitra kerja Komisi V DPR RI sangat penting terutama terhadap penanganan penanggulangan bencana dan pembangunan infrastruktur dampak bencana alam yang turut menimpa Kota Sibolga pada Selasa (25/11/2025) lalu.
Sementara Pemerintah Kota Sibolga (Pemko) Sibolga hanya mengutus Sekda Herman Suwito yang tidak bisa memutuskan suatu kebijakan yang sangat penting.
“Wajar Ketua Komisi V DPR RI marah terhadap Wali Kota Sibolga, apalagi rapat dilakukan di Pandan (Tapteng) yang tidak jauh dari Kota Sibolga,” kata Fernando kepada Demokratis, Kamis (11/12/2025).
Seharusnya, kata dia, Akhmad Syukri Nazri Penarik lebih memprioritaskan pertemuan dengan Komisi V DPR RI karena terkait dengan mengatasi bencana yang terjadi di daerahnya.
“Jangan menjadi sok pemimpin merakyat sehingga menjadikan alasan sedang ada agenda dengan masyarakat yang terdampak bencana sehingga tidak bisa hadir,” ujarnya.
Fernando bersikap tegas mengatakan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) harus segera menonaktifkan Akhmad Syukri Nazri Penarik dari jabatannya sebagai Wali Kota Sibolga, karena tidak mencerminkan sosok pemimpin.
“Layak ditendang dari jabatan Wali Kota Sibolga. Berikan sanksi kepada Akhmad Syukri Nazri Penarik magang di Kemendagri selama penyelesaian bencana di Kota Sibolga,” ungkapnya.
Selain itu, Fernando juga menilai Wali Kota Sibolga memanfaatkan situasi bencana untuk kepentingan pencitraan sehingga terlihat seolah-olah merakyat.
“Saya curiga Akhmad Syukri Nazri Penarik sengaja tidak menghadiri rapat dengan Komisi V DPR RI karena untuk kepentingan pencitraan supaya dinilai merakyat dan lebih mendahulukan rakyat dari pada rapat dengan DPR RI,” tandasnya.
Dari pantauan, mengingat yang terjadi pasca bencana di Kota Sibolga mencekam di Jalan Murai yang menghanyutkan puluhan rumah warga dan korban jiwa juga di Sibolga Julu Huta Tongatonga dan kawasan pegunungan Aek Parombunan. (MH)

