Gaza, Demokratis
Komisaris Uni Eropa untuk Kesiapsiagaan, Manajemen Krisis dan Kesetaraan Hadja Lahbib mengatakan, pemblokiran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina oleh Israel telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, sementara bantuan menumpuk di luar dan makanan membusuk.
Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan tentang situasi di Gaza dan Tepi Barat, Senin (14/4/2025), menjelang pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg.
Lahbib mengindikasikan bahwa ada tiga prioritas mendesak di Gaza, tempat Israel terus melakukan genosida: melanjutkan gencatan senjata dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan.
Ia menekankan, Jalur Gaza sedang mengalami krisis kemanusiaan karena pemblokiran bantuan.
“Selama lebih dari sebulan, tidak ada bantuan, tidak ada makanan, tidak ada listrik, bahkan sepotong roti pun tidak datang,” jelasnya dikutip dari WAFA, Selasa (15/4/2025).
“Sementara gudang-gudang di luar Gaza penuh dengan makanan, makanan di Gaza mulai habis dan membusuk di luar karena kami tidak dapat mengakses area tersebut. Setidaknya 100 anak terbunuh atau terluka setiap hari,” terang Lahbib.
Ia mencatat, Israel belum menyetujui misi bantuan kemanusiaan yang ingin beroperasi di wilayah tersebut selama beberapa waktu, dan tidak ada lagi staf internasional di Gaza dan Tepi Barat.
Lebih jauh Lahabi menekankan, situasi di Tepi Barat yang diduduki juga memburuk, dengan mengatakan, “Pemindahan paksa dan kekerasan telah menjadi norma. Inilah sebabnya kami membutuhkan tindakan politik yang tegas.”
Lahbib mencatat, pertemuan pertama dialog politik tingkat tinggi antara Uni Eropa dan Palestina akan diadakan, dengan partisipasi Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, setelah pertemuan para menteri luar negeri. (IB)