اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ…
Terdapat hadits shahih bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berlindung kepada Allah dari penyakit belang, kusta, gila, dan penyakit-penyakit buruk.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdoa :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الأَسْقَامِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari belang, gila, lepra dan penyakit-penyakit yang buruk.”
(HR. Abu Dawud, al-Nasi, dan Ahmad. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah Shahihah)
Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga berlindung dari kematian yang buruk dan sebab-sebabnya, seperti keruntuhan bangunan, jatuh dari ketinggian, tenggelam, terbakar, disesatkan syetan saat kematian, lari dari medan jihad.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَرَمِ وَالتَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَمِّ وَالْحَرِيقِ وَالْغَرَقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَنْ أُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
“Ya Allah, sunguh aku berlindung kepada-Mu dari pikun, terjatuh dari ketinggian, keruntuhan bangunan, kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung kepada-Mu dari penyesatan setan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa.”
(HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: no. 1282)
Sebagian ulama lain menyebutkan, termasuk bagian dari kematian buruk adalah korban kecelakaan dan bencana alam yang semakin banyak di akhir zaman. Ada pula yang berpandangan, kematian buruk adalah kematian yang datang secara tiba-tiba. Ada pula yang berpendapat, mati yang menghebohkan seperti disalib dan semisalnya.
Namun ada satu kesimpulan dari kematian ini, yaitu kematian dengan kemurkaan Allah Ta’ala…
Karena kematian yang buruk termasuk bagian hukuman dari Allah dan kemurkaan-Nya.
Tentunya kita semua juga takut terhadap macam-macam kematian di atas. Karenanya kita berusaha mencari jalan dan sebab yang bisa menghindarkan darinya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengabarkan beberapa sebab yang bisa menghindarkan dari kematian buruk.
Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مَيْتَةَ السُّوْءِ
“Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk.”
(HR. Al-Tirmidzi dan lainnya Hasan li Ghairihi)
Dalam hadits lain, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
اَلْمَعْرُوْفُ إِلَى النَّاسِ يَقِي صَاحِبَهَا مَصَارِعَ السُّوْءِ وَ الآفَاتِ وَ الْهَلَكَاتِ وَ أُهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الآخِرَةِ
“Berbuat baik kepada manusia menghindarkan pelakunya dari kematian buruk, musibah, dan kehancuran. Dan ahli kebaikan di dunia akan menjadi ahli kebaikan di akhirat.”
(HR. Al-Hakim dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Imam al-Thabrani dalam al-Ausathnya meriwayatkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemarahan Allah. Dan sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik (kepada orang lain) menghindarkan dari kematian buruk, silaturrahim menambah umur dan menghindarkan kefakiran. Perbanyaklah ucapan Laa Haula wa Laa Quwwata illaa Billaah, karena sesungguhnya ia salah satu perbendaharaan surga dan di dalamnya terdapat obat dari 99 penyakit, yang paling rendah al-hamm (gundah).”
Dalam riwayat lain,
“Perbuatan-perbuatan baik (kepada orang lain) menghindarkan dari kematian buruk. Shadaqah secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemarahan Allah. silaturahim menambah umur. Setiap perbuatan baik adalah sedekah. Dan ahli kebaikan di dunia akan menjadi ahli kebaikan di akhirat. Ahli kemungkaran di dunia akan menjadi ahli kemungkaran di akhirat. Sedangkan orang yang pertama masuk surga adalah ahli kebaikan.”
(HR. al-Thabrani dan lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani)
Imam al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma secara marfu’,
“Siapa bertakwa kepada Tuhannya dan menyambung hubungan silaturahim, niscaya dipanjangkan umurnya, diperbanyak hartanya, dan dicintai keluarganya.”
Dalam riwayat al-Tirmidzi dan selainnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مَيْتَةَ السُّوْءِ
“Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk.”
(Hassan Lighairihi)
Berdasarkan beberapa hadits di atas bahwa yang bisa menghindarkan dari kecelakaan tragis, penyakit kronis, dan kematian buruk adalah :
“Shadaqah dan perbuatan baik (kepada orang lain), berbakti kepada orang tua, silaturahim, membantu orang kesusahan, berbuat baik kepada manusia, dan perbuatan baik secara umum”
Ummul Mukminin, Khadijah Radhiyallahu ‘Anha memberikan kesaksian atas kesimpulan ini, perbuatan baik mencegah dari kematian buruk.
Yaitu saat beliau menghibur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
“Bergembiralah! Demi Allah, sungguh Allah tidak akan menghinakanmu untuk selama-lamanya. Demi Allah, sungguh engkau telah menyambung silaturahim, berkata jujur, membantu orang susah, memuliakan tamu, dan membela kebenaran.”
(Muttafaq ‘Alaih)
Para ulama menjelaskan kalimat-kalimat Khadijah Radhiyallahu ‘Anha ini, “Engkau tidak akan tertimpa keburukan karena Allah telah menjadikan dirimu berakhlak mulia dan berperangai baik.”
Semoga Allah melindungi kita semua dari perkara-perkara yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berlindung daripadanya.
Badrul Tamam
Wallahu Ta’ala A’lam…
Penulis adalah Guru besar UIN IB, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar, Anggota Wantim MUI Pusat, A’wan PB NU.