Bandung, Demokratis
Salah satu kegiatan yang dikelola oleh Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, adalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) SMK Tahun Anggaran 2020. Pelaksanaan PJJ SMK ini berada di bawah naungan sekolah induk, yakni salah satu sekolah negeri di kabupaten/kota yang ditunjuk oleh Disdik Jabar. Adapun peserta dari PJJ SMK ini adalah para siswa yang tidak terjaring oleh sekolah reguler.
Informasi yang didapat oleh Demokratis bahwa anggaran yang dikucurkan untuk kegiatan PJJ SMK ini sebesar Rp 7 miliar. Namun hal yang berbeda yang didapat dari PPTK kegiatan ini Dadang Sumarna, bahwa kegiatan PJJ SMK ini hanya ditopang anggaran sebesar Rp 5.400.000.000. Apakah mungkin ada penyusutan anggaran? Kegiatan PJJ SMK ini tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19.
Kabid PSMK Disdik Jabar Deden Saeful Hidayat yang ditemui Demokratis, belum lama ini, sempat mengatakan akan memanggil guru-guru PJJ sebanyak 2.500 orang tersebut. Pembicaraan dengan Kabid ini ditengahi oleh salah seorang staf Efrisman. Namun Efrisman pun tidak dapat memberikan penjelasan. Bahkan Efrisman mengatakan nanti hari Senin akan mencocokkan laporan Wawan dan jawaban dari Dadang Sumarna.
Untuk lebih jelasnya, Demokratis mengajukan konfirmasi tertulis kepada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat. Di antaranya yang dipertanyakan yakni berapa jumlah siswa PJJ SMK dan berapa jumlah pamong yang mendapat manfaat dari kegiatan PJJ SMK ini? Berapa anggaran yang telah dikucurkan ke daerah terkait kegiatan PJJ SMK ini?
Mengingat keadaan saat ini sedang pandemi Covid -19, bagaimana sistem belajar dan praktek yang dikenakan kepada siswa PJJ SMK, apakah kegiatan di tempat kegiatan belajar (TKB) masih diadakan pertemuan ataukah murni daring?
Namun sampai berita ini diturunkan, Demokratis belum mendapat jawaban dari konfirmasi tertulis yang diuajukan. Padahal konfirmasi tertulis sudah diajukan sejak tanggal 06 Oktober 2020 yang lalu. (IS)