Malang, Demokratis
Ratusan Aremania menggelar aksi demonstrasi di depan Balai Kota Malang, Kamis (27/10/2022). Mereka menuntut para pengurus PSSI mundur. Mereka juga menuntut kepolisian dan penegak hukum mengusut tuntas kasus tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
“Aremania menuntut aparat kepolisian serta penegak hukum yang lain terkait 6 tersangka yang sudah ditetapkan sebagai tahanan dilakukan proses hukum seadil-adilnya. Dan menuntut penambahan pasal 338 bahkan 340 dari yang sebelumnya disangkakan oleh penyidik pasal 359 KUHP,” kata perwakilan massa aksi Helmi Saudi Umar.
Selain itu, kata Helmi, Aremania juga menuntut pertanggung jawaban moral PSSI dan meminta PSSI merevisi regulasi keselamatan dan keamanan penyelenggaraan Liga di Indonesia.
“Menuntut tanggung jawab moral PSSI, jajaran PSSI harus mundur dari jabatannya saat ini. PSSI harus merevisi regulasi keselamatan dan keamanan penyelenggaraan Liga di Indonesia sesuai dengan statuta FIFA. Dan juga merevolusi menyeluruh terhadap sepak bola nasional,” tandasnya.
Helmi juga meminta aparat kepolisian dapat segera menyelidiki, mengadili, dan merilis siapa saja eksekutor penembak gas air mata saat tragedi kanjuruhan. Ia juga menuntut transparansi aparat kepolisian terkait hasil sidang etik eksekutor penembak gas air mata saat tragedi Kanjuruhan. “Jika terbukti ada pelanggaran maka harus dipidana,” tegasnya.
Dalam aksinya ini, Aremania menolak rekontruksi yang dilakukan oleh Polda Jatim dan menyebutkan bahwa tembakan tidak diarahkan ke arah tribun. Aremania juga meminta Polda Jatim melakukan rekonstruksi ulang.
“Karena sesuai bukti video dan foto yang beredar memang benar adanya penembakan gas air mata ke arah tribun. Dan harus dilakukan rekontruksi ulang sesuai dengan fakta di lapangan,” bebernya.
Selaras dengan perjuangan Aremania menuntut keadilan, dia mengutuk segala bentuk intimidasi dari pihak mana pun terhadap para saksi dan korban tragedi Kanjuruhan. Aremania meminta 3 kepala daerah dan DPRD seluruh Malang Raya turut andil mengawal tragedi kanjuruhan bersama Aremania hingga tuntas.
Termasuk menuntut manajemen Arema FC turut andil mengawal proses usut tuntas tragedi Kanjuruhan.
Menurut Helmi, Aremania tidak melindungi siapa pun termasuk jika ada Aremania yang terlibat pelanggaran hukum saat kejadian.
“Aremania akan terus melakukan aksi jika tuntutan-tuntutan tersebut tidak terpenuhi secara keseluruhan,” ujar Helmi. (JP)