Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Awan Gelap Berpacu Dalam Memori

Hari itu merupakan awan gelap gulita dengan semangat juang menumpahkan banyak darah dan kebisingan di segala penjuru nusantara. Hari ini 76 tahun sudah kita melangkahkan kaki silih berganti menuju peradaban-peradaban baru.

10 November merupakan ditetapkannya Hari Pahlawan, yang pada saat itu negeri kita mengalami banyak peristiwa dan fenomena yang seharusnya membuat kita semakin yakin, bahwa kita harus bisa bangkit dari keterpurukan-keterpurukan di setiap lini.

Tanggal 10 November selalu diperingati oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlawan merupakan momentum perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan harga diri Bangsa Indonesia yang merdeka dari upaya-upaya penjajah Belanda dan sekutunya untuk kembali menjajah.

Hari Pahlawan mengingatkan kembali memori kita tentang kesadaran sejarah akan peristiwa heroik yang dilakukan oleh kaum muda Surabaya bersama rakyat Surabaya yang disemangati oleh Bung Tomo dengan teriakan “Allahu Akbar” melakukan perlawanan bersenjata kepada pasukan sekutu yang diboncengi oleh Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 10 November 1945, tiga bulan pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Peristiwa ini sangat heroik dikarenakan seluruh eleman masyarakat Surabaya mulai Kaum Muda, Rakyat Sipil, Kaum Santri-Kyai, Tentara Indonesia terlibat dan bersatu bergandeng tangan berperang melawan tentara Sekutu (Inggris dan Belanda) dengan peralatan seadanya (bambu runcing), sementara pihak sekutu menggunakan peralatan militer canggih.

Namun sejarah bercerita lain, berkat kerja sama, persatuan, keterlibatan semua elemen masyarakat Surabaya dan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT yang Maha Besar, atas pertolangan Allah SWT akhirnya rakyat Surabaya bisa mengalahkan tentara Sekutu (Inggris- Belanda) bahkan salah satu Jenderalnya meninggal dan dimakamkan di Surabaya bernama Jendral Malaby.

Dari peristiwa yang sangat heroik dan beragam muncul ke mukzijatan-kemukzijatan yang menyertai perang 10 November 1945 inilah menjadikan bangsa Indonesia tidak dapat melupakan sehingga terus diperingati sebagai hari Pahlawan di setiap tanggal 10 November untuk menghormati, menghargai dan mengenang jasa-jasa para pahlawan yang gugur maupun yang masih hidup.

Namun ketika bicara hari ini? Banyak sekali Pahlawan Indonesia yang rela berkorban mengeluarkan segalamya hanya untuk jabatan semata, balihonya di mana-mana, konsolidasinya ke mana-mana, menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Lalu bagaimana kita mengulang kembali memori saat itu, sedangkan yang mewakili saja bertindak seperti penjajah. Apakah perkembangan dan peradaban zaman akan mengikuti pula gerak otak dalam pikiran? Saya tidak, karena semua orang hampir mengikuti pola dan gerakan yang sama seperti para penjajah.

Orang yang terlahir dari negeri sendiri akan benar-benar menjadi ujung kehancuran negeri ini, ketika semua tidak ikut andil dalam perubahan tatanan suatu bangsa. Peradaban selalu memiliki perubahan dan perkembangan seiring dengan perputaran zaman atau masa. Menurut Arnold Y. Toynbee, seorang sejarawan asal Inggris, peradaban itu lahir dari teori challenge and respons.

Menurut Mumtazinur dalam bukunya Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, peradaban lahir dari tanggapan manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukkan, dan mengolah alam sebagai tantangan guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya.

Tantangan dan tanggapan yang dihadapi manusia dapat dicontohkan seperti kemampuan manusia dalam mengolah alam seperti yang bangsa Jepang lakukan. Keadaan alam Jepang yang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan pertaniannya yang tidak terlalu luas. Kondisi ini memacu bangsa Jepang untuk dapat mengolahnya dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya.

Nah, hari ini kita sebagai anak muda, bisakah kita merekontruksi akal pikiran kita agar bisa mempunyai penalar seperti tokoh-tokoh pahlawan bangsa ini kedepannya.

Nenek moyang kita asalah mercusuar dunia, berbanggalah kita menjadi Indonesia, mari bersama-sama memberikan peringatan-peringatan kepada para penjajah, siapkan lampu dalam kepala di mana-mana, agar sinarnya bisa menerangi perjalanan bangsa ini.

Selamat Hari Pahlawan

Mari Jadi Pahlawan Bukan Pahlawan Kesiangan

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles