Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bagnaia Hanya Punya Dua Pilihan: Juara atau Jatuh!

Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa Fransesco Bagnaia hanya punya dua pilihan saat balapan MotoGP: juara atau tidak sama sekali.

Faktanya memang seperti itu dalam delapan balapan terakhir secara beruntun sejak Grand Prix Spanyol di Sirkuit Jerez pada 1 Mei silam.

Menurut data yang dimiliki, dari delapan balapan terakhir Bagnaia menang lima kali, jatuh tiga kali. Artinya, dia tidak pernah finis di antara itu.

Dia juara di Jerez, lalu jatuh di Prancis, juara lagi Sirkuit Mugello, Italia, lalu jatuh beruntun di Barcelona dan di Sirkuit Sachsenring Jerman, sebelum mencetak hat-trick kemenangan di Belanda, Inggris, dan tadi malam di Austria.

Bisa dibilang bahwa rentetan jatuh dan juara selama delapan balapan beruntun ini merupakan sebuah rekor dunia.

Meskipun terlihat perkasa khususnya di tiga seri terakhir, kinerja pembalap Ducati Lenovo yang naik-turun drastis itu merugikannya di klasemen pembalap.

Dia saat ini tertinggal 44 poin dari pemuncak klasemen Fabio Quartararo, yang baru menang tiga kali dari 13 balapan yang telah digelar.

Catatan lainnya, total musim ini Bagnaia sudah jatuh empat kali, atau kehilangan potensi poin maksimal 100!

Dia juga masih tertinggal 12 poin dari Aleix Espargaro yang bahkan baru menang satu kali saat di Argentina.

Kenapa demikian? Karena Esparagaro adalah pembalap paling konsisten musim ini – tidak pernah jatuh dan tidak pernah gagal mendapat poin.

Hasil terburuk Espargaro adalah 5 poin yang didapatnya di Grand Prix Amerika Serikat, tetapi dia mampu finis tiga besar lima kali.

 

Momen Terbaik
Betapapun juga, keberhasilan Bagnaia mencetak hat-trick kemenangan setelah jatuh di Jerman telah memulihkan rasa percaya dirinya.

“Ini momen terbaik saya. Dalam situasi kritis seperti itu kami bisa mengubahnya dengan cara yang baik. Kami paham mana yang harus diperbaiki, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan sesuatu,” kata Bagnaia dalam wawancara video dengan MotoGP.com.

Dia menjadi pembalap Ducati kedua setelah Casey Stoner pada 2008 yang mampu menang tiga kali berturut-turut, dan juga pembalap Italia kedua yang melakukan itu setelah Valentino Rossi.

Target berikutnya adalah Grand Prix San Marino di Misano, yang merupakan balapan kandang Ducati dan trek favorit Bagnaia.

Namun Pecco, panggilan akrabnya, tidak mau mematok target khusus yang hanya akan membebani dirinya sendiri.

“Saya tidak mau menambah tekanan pada diri sendiri. Kita lihat saja, saya hanya ingin menjalani akhir pekan di sana seperti akhir pekan atau balapan di sini,” ujarnya. (Rio)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles