Seoul, Demokratis
Korea Selatan mengatakan telah mendeteksi balon kemungkinan membawa sampah yang diluncurkan Korea Utara. Ini merupakan putaran terbaru dari kampanye yang menurut Pyongyang merupakan pembalasan terhadap aktivis sipil Korsel menerbangkan selebaran propaganda melintasi perbatasan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (4/9/2024) bahwa sejumlah balon dapat mencapai Provinsi Gyeonggi utara, utara ibu kota, Seoul. JCS mengimbau warga jika melihat balon jatuh, segera laporkan ke polisi atau angkatan bersenjatanya dan jangan menyentuhnya.
Pemerintah kota Seoul mengeluarkan peringatan melalui teks bahwa balon-balon itu telah terlihat dan menyarankan orang-orang untuk tetap berada di dalam ruangan dan berhati-hati terhadap benda-benda yang jatuh dari langit. Sejauh ini belum ada laporan tentang cedera atau kerusakan.
Sejak akhir Mei, Korea Utara telah meluncurkan ribuan balon sampah yang disebutnya sebagai respons terhadap selebaran anti-Pyongyang yang dikirim oleh pembelot dan aktivis Korea Utara di Korea Selatan. Terakhir kali Pyongyang meluncurkan balon berisi sampah adalah pada 10 Agustus.
Korea Utara sensitif terhadap selebaran dari para aktivis tentang kehidupan di luar negeri karena khawatir informasi tersebut dapat menimbulkan ancaman bagi pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un.
Balon Korea Utara sebelumnya telah menjatuhkan kertas bekas, potongan kain, dan puntung rokok. Pada bulan Juli, satu balon berisi sampah jatuh di kompleks kepresidenan Korea Selatan, meningkatkan kekhawatiran mengenai kerentanan fasilitas penting Korea Selatan.
Menanggapi balon-balon tersebut, militer Korea Selatan telah mulai menyiarkan propaganda anti-Pyongyang dan lagu-lagu K-pop di dekat perbatasan. Peluncuran balon terbaru terjadi setelah para pemimpin Korea Selatan dan Selandia Baru mengecam program senjata Korea Utara sebelumnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengutuk upaya Pyongyang untuk memperoleh senjata nuklir dan rudal balistik serta meningkatnya kerja sama militer dengan Rusia di tengah perang di Ukraina. Balon-balon itu juga muncul saat Korea Selatan melakukan latihan militer dengan Amerika Serikat. (IB)