Tanjungpinang, Demokratis
Takut kegiatannya dipantau oknum pejabat Biro Pemerintahan Kepri menyuruh seorang supervisor scurity Hotel Aston bernama Hendra untuk mengusir para awak media yang sedang melakukan liputan acara kegiatan yang berlangsung di hotel tersebut.
Kegiatan dilaksanakan oleh Biro Pemerintahan Provinsi Kepri di Hotel Aston Kota Tanjungpinang pada hari Selasa, 7 September 2021 di Meeting Room Gradenia 1 – 4 yang dimulai dari pagi pukul 08.00 WIB hingga berakhir sore hari sekitar pukul 17.00 WIB dengan tema “Rapat Asistensi dan Supervisi LPPD Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021.”
Sebelumnya para awak media sudah minta ijin ke resepsionis hotel untuk meliput dan memantau acara kegiatan di hotel tersebut yang diadakan di lantai tiga. Lalu wartawan media ini menuju ke lokasi di mana acara dilakukan dan memperkenalkan diri ke panitia registrasi kegiatan yang ada di luar ruangan acara kegiatan, dan meminta ijin masuk ke dalam ruaangan di mana acara yang sedang berlangsung untuk masuk melihat kegiatan tersebut dan mengambil foto dokumentasi untuk bahan konfirmasi.
Sementara panitia meminta wartawan bersabar karena harus konfirmasi terlebih dahulu kepada atasannya. Lalu wartawan berjalan ke arah Meeting Room 6 dan 7 karena bersebelahan ruangan meeting room tersebut ada acara kegiatan dari Kantor Bahasa Kepri dan mengkonfirmasi ke sekelompok panitia terkait kegiatan yang sudah selesai yang berlangsung setengah hari. “Dimulai pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB,” tutur salah satu staf Kantor Bahasa bernama Dito di meja panitia.
Lalu wartawan kembali berjalan ke meja panitia biro pemerintahan untuk konfirmasi ulang menanyakan kepada panitia registrasi yang ada di luar ruangan acara tersebut (poyer) staf biro pemerintahan apa sudah bisa diberi ijin untuk mengambil gambar acara kegiatan tersebut, tetapi panitia yang dituju tidak ada di meja panitia dan salah seorang panitia mengatakan bahwa panitia yang dimaksud lagi di dalam ruangan acara berlangsung dan sebentar lagi keluar.
Sambil menunggu di poyer untuk ijin dari staf tersebut untuk mengambil foto acara kegiatan berlangsung tiba-tiba salah seorang security hotel yang bernama Hendra mendatangi wartawan dan mengatakan agar menjauh dari lokasi area kegiatan tersebut dan jangan ada di poyer hotel.
Argumentasi pun terjadi dan wartawan pun mengenalkan diri media Demokratis dan menunjukan kartu tanda anggota dan surat tugas sambil menanyakan kepada security tersebut siapa yang menyuruhnya.
“Kami cuma menjalankan tugas,” kata Hendra dengan alasan yang sangat tidak logika mengatakan memotong mata pencahariannya dan meminta wartawan untuk meninggalkan area poyer dan tidak mengijinkan untuk meliput acara kegiatan Biro Pemerintahan Provinsi Kepri tersebut.
Lalu wartawan media ini meminta agar Hendra untuk memanggil pimpinannya, dan beberapa menit kemudian Hendra datang bersama tiga orang pimpinan front office manager yaitu Boy Gusti Prihandoyo dan managemen HRD Hotel Aston Nina dengan tujuan yang sama seperti yang dikatan Hendra security Hotel Aston tersebut. Nina mengatakan kepada wartawan agar pembicaraan tersebut jangan ada rekaman, baru Nina mau berbicara panjang lebar.
Sehingga Boy manager Hotel Aston mengajak para awak media untuk mencari tempat yang nyaman di lantai dua untuk membicarakan kesalahpahaman yang telah terjadi dan meminta maaf dengan kejadian itu.
Lalu ketika para awak media hendak pulang meninggalkan hotel tersebut berpapasan dengan Kepala Biro Pemerintahan Darwin yang baru nongol ke hotel ketika acara telah usai sekitar pukul 17.15 WIB. Wartawan ingin mengkonfirmasi Darwin terkait kegiatannya dan menanyakan hal yang terjadi terkait tidak adanya keterbukaan atau ketransparansian yang dilakukan oleh stafnya, dan mengkonfirmasi kegiatannya agar dipublikasikan, dengan alasan Darwin tidak ada anggaran dan beliau lagi ada urusan dan langsung mengarahkan kepada Kasubagnya Agusman Kabag Otonomi Daerah Biro Pemerintahan Provinsi Kepri yang masih berada di ruangan Meeting Room Gradenia.
Tetapi ketika sampai di tempat yang diarahkan Agusman tidak ada di tempat dan wartawan didatangi oleh seoarang staf wanita memberi uang senilai Rp50 ribu per orang yang katanya titipan dari Agusman. Lalu wartawan menolaknya dan menanyakan keberadaan Agusman karena mau kita konfirmasi acara kegiatan, tetapi staf tersebut dengan gugup mengatakan tidak tahu keberadaan Kabag Biro Pemerintahan.
Kegiatan yang sangat diduga sarat terindikasi korupsi ini banyak keganjilan-keganjilan yang terlihat dan terjadi, seperti para peserta swaktu acara berlangsung keluar masuk dan pada merokok di luar ruangan, dan para staf dan honor Biro Pemerintahan Provinsi Kepri yang banyak mengisi bangku peserta, dan para oknum security Hotel Aston yang mengawal dan mengontrol agar wartawan tidak bisa mengambil foto dan memantau acara kegiatan pemerintahan berlangsung.
Sementara wartawan sudah melakukan tugasnya untuk melakukan kontrol sosial sesudai dengan kode etik jurnalistik dan UU Pers Nomor 40 Tahun 1999. (Rizal Saragih)