Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bangsa Melayu

Melayu masa lalu adalah entitas dan sebuah identitas Asia Tenggara. Bangsa perantau ke mana-mana di dunia. Yang termasuk bangsa perantau dunia, yaitu Yahudi, China, India, Romawi, Inggris, Perancis, Spanyol dan Portugis serta Melayu.

Tidak mengherankan kalau di Afrika ada bangsa Melayu, bangsa Prancis dan Roma ada di sana. Di samping bangsa yang lainnya.

Haji Rosihan Anwar menyebutkan dalam hal ini bangsa Melayu termasuk bangsa yang suka merantau. Maka dimasukkanlah kelompok diaspora di dunia. Rosihan Anwar seorang tokoh wartawan Indonesia sudah almarhum, namanya andal. Pendapatnya menjadi acuan.

Dalam tautan ini Rosihan Anwar dalam istilah dia menyebut bangsa Melayu adalah perantau diaspora dunia. Kemudian menetap dan beranak pinak di sana. Maka jadilah orang Melayu di sana seperti di Afrika.

Berjumpa dengan etnis Minang dan bergabung menjadi satu kesatuan. Minang dan Melayu pada zaman Hindu Sriwijaya. Mengalami sejarah yang panjang.

Orang Melayu penganut Islam lantaran beragama Islam. Ia muslim sejak mendapat ajaran Islam di Arab. Lalu mengembangkan Islam ke mana mereka pergi.

Maka bangsa Melayu tidak bisa dipisahkan dari agama Islam. Ia Melayu dan Minang identik dengan Islam. Tiada orang Melayu yang menganut agama lain dari Islam.

Dalam Tambo Minang ditemukan empat daerah yang bersuku Melayu Minang, yaitu: Pertama, daerah Rantau Lima Puluh Kota. Yaitu daerah yang meliputi Luak Tanah Data. Antara lain Lubuk Ambacang, Lubuk Jambi, Lubuk dan lain-lain.

Kedua, Luak Agam. Yang meliputi wilayah Pasaman dan Lubuk Sikaping.

Ketiga, Luak Limo. Meliputi Tanjuang Blalk, Rokan dan lain-lain.

Keempat, adalah Rantau Nan Sembilan (Malaysia sekarang). Meliputi Jelebo, Sungai Kelang, dan lain-lain.

Semua wilayah ini daerah Minang yang sangat berkaitan dengan Islam. Walaupun ranah regional lain misalnya Campa di Vietnam. Muangthai Selatan masuk daerhah Melayu. Wilayah itu dinaungi oleh muslim penganut yang taat beribadat.

Kesimpulan kita adalah orang Melayu daerah ini adalah Minang dan identik Islam. Ya Melayu-nya Minang dan Islam. Berkelindan jadi tunggal setali tiga uang.

Kesimpulan lain yaitu Melayu itu berkelindan dengan Islam dan menjadi pilar Indonesia merdeka. Kebangsaan yang digali dari ajaran Islam. Lahirlah Pancasila yang motivasinya gotong royong menurut ajaran Islam.

Dengan  simpulan  demikian maka Pancasila menjadi filosofi bangsa Indonesia adalah gotong royong dalam kebaikan dan bukan gotong royong dalam kejahatan. Sesuai dengan ayat yang berbunyi: Wata’awanu alal birri wattaqwa wala ta’awanu alal ismi wal udwaan (bertolong-tolonganlah dalam kebaikan dan jangan bertolongan dalam yang buruk dan mungkar).

Akhirnya marilah kita menjadi Pancasila pendukung kebenaran berpegang filosofi kebangsaan bergabung bersama-sama. Semoga!

Jakarta, 10 September 2022

*) Masud HMN Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles