Pakpak Bharat, Demokratis
Meski baru saja menjabat sebagai Plt Kepala Sekolah SMAN 1 Salak L Berutu langsung melakukan praktek pungutan liar (Pungli) terhadap murid-muridnya.
Informasi yang diterima dari orangtua murid mengatakan, siswa yang seharusnya menerima dana PIP senilai Rp 500.000 tapi yang diterima hanyalah Rp 440.000.
Orangtua murid merasa sangat kecewa kepada sikap kepala sekolah yang memotong secara langsung dana tersebut tanpa pemberitahuan kepada orangtua siswa bahkan guru-guru yang mengajar di SMAN 1 Salak.
“Seharusnya kalaupun ada potongan seharusnya ada pemberitahuan atau mufakat kepada kami sebagai orangtua siswa. Jangan asal dipotong begitu saja, dan saya siap bersaksi di pengadilan manapun atas ketidak adilan ini,” ujar orangtua siswa yang enggan memberikan namanya ketika dikonfirmasi.
Sementara itu, L Berutu Plt Kepala Sekolah SMAN 1 Salak ketika dikonfirmasi konfirmasi, Rabu (13/05/2020), membenarkan pemotongan dana (PIP) tersebut sebanyak 88 siswa senilai Rp 60.000.
“Adapun potongan tersebut kami buat untuk keperluan administrasi, yaitu untuk pembelian materai 2 buah, biaya foto copy dan uang minyak serta uang makan mereka mengurus dana tersebut,” ujarnya.
Saat diminta untuk menunjukkan daftar siswa penerima dana PIP, Plt Kepala Sekolah tersebut enggan memberikan dengan alasan berkas terkunci di lemari salah satu pihak pegawai. (Frengki Berutu)
