Indramayu, Demokratis
Bencana dan musibah banjir bandang di Pulau Adonara, telah meluluhlantakkan Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Bencana yang terjadi selama tiga hari itu telah merenggut puluhan korban jiwa.
Puncak dari peristiwa atau bencana yang telah meluluhlantakkan ke semua penjuru hingga ke ibu kota Kupang NTT yang terjadi pada Sabtu malam pukul 02.00 WIT.
“Kejadian ini sudah terjadi selama tiga hari, namun puncak bencananya pada waktu malam pukul 02.00 WIT,” jelas Kristoforus Valentino saat dikonfirmasi Demokratis, Minggu (4/4/2021).
Selain itu, menurut Valentino, korban jiwa yang meninggal saat ini sebanyak 25 orang, dan bahkan kemungkinan masih bisa bertambah. Selain korban yang meninggal banyak juga warga yang mengalami luka parah bahkan masih dalam tahap pencarian orang yang sampai saat ini belum ditemukan.
“Korban jiwa 25 orang meninggal saat ini, kemungkinan masih bertambah. Dan banyak yang luka parah. Sebagian belum ditemukan,” ujar Valentino.
Valentino mengatakan, di Desa Nelelamadiken, Kecamatan Ile Boleng, ditemukan korban yang meninggal pasca bencana sebanyak 11 orang. Selain korban, terdapat rumah warga Desa Nelelamadiken yang mengalami kerusakan sangat parah.
“Untuk di desa saya sendiri saat ini telah ditemukan korban yang meninggal sebanyak 11 orang,” tambah Valentino.
Selain itu, tambah Valentino, akses jalan dari ibu kota Kupang menuju ke desanya saat ini telah terputus, jembatan di Desa Waiburak yang menuju ke desanya sebagai penopang ekonomi saat ini tidak dapat dilalui.
Sehingga menurut Tino, bahwa Pemerintah belum melakukan upaya apa pun di desanya yang disebakan sulitnya akses jalan untuk melakukan penanganan cepat tanggap darurat. (RT)