Rabu, Juli 2, 2025

Bermacam-macam Egoisme

Operasi tangkap tangan (OTT) Hakim Agung oleh Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK) baru-baru ini menghebohkan. Operasi tersebut berkenaan dengan soal perkara pailit (perusahaan bakrut). Selama seminggu ini media kita membahas hal itu.

Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Mahfud MD memerlukan komentar. “Mafia pengadilan telah meluas,” katanya. Ia berkomentar soal kondisi hukum di Indonesia.

Kata kawan saya bahwa adanya mafia niat bermacam-macam. Sebab faktanya terdapat yang terang-terangan dan tersamar atau tersembunyi. Kalau berkait soalnya dengan cara kerja atau operasi pelaksanaan dan tujuan yang mau dicapai.

Tujuan mafia pengadilan mencari uang sebanyak-banyaknya. Padahal yang terlibat itu sudah kaya, namun kepingin lebih banyak lagi. Berlebih-lebihan.

Sebagaimana kita ketahui ada pepatah mengatakkan berada takkan tempua bersarang rendah. Kail yang dibentuk ikan di laut yang diagak. Maksudnya ada sesuatu yang dituju di belakang hal yang dinyatakan.

Konsep niat itu sebenarmya bertalalian dengan ego atau keakuan. Atau dalam bahasa Arab diistilahkan ananiyah. Yaitu bagaimana berfungsi kepentingan aku di sana diutamakan.

Lazimnya persoalan egois itu terdapat pada penjabat berkuasa. Merasa benar sendiri. Yang lain salah.

Sebagai misal kasus dia makan daging ayam tetapi meskipun egois orang lain makan tulangnya. Orang lain rapat dia yang mendapatkan hasil untung dari rapat. Seperti itulah egois.

Hingga memunculkan permasalahan dalam masyarakat. Meskipun ego itu ada pada tiap manusia. Oleh karena tidak boleh egois berfungsi melampaui batas, artinya jangan terlalu egois.

Menurut penulis pendapat demikian adalah perlu. Karena yang tidak berlebih-lebihan itu baik. Elok pada orang lain dan disetujui oleh kita.

Islam mengajarkan yang demikian. Jangan berlebihan. Hendaklah kamu menjadi umat yang tengah-tengah, jangan berlebih-lebihan. Maksudnya janganlah melampaui batas, berlebih-lebihan.

Seperti demikaian sesuai terdapat petunjuk dalam surat Ali Imran ayat nomor 104 yang mengatakan:

Waltakun minkum ummatun wasathan litakunu al nass (dan kami jadikan kamu umat yang wasath menjadi saksi pada umat manusia).

Oleh karenanya marilah kita menjadi umat yang tidak berlebih-lebihan. Menjadi umat yang di tengah-tengah. Mudah-mudahan!

Jakarta, 24 September 2022

*) Masud HMN adalah Dosen Universitas Muhamadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta.

Related Articles

Latest Articles