Politik dengan berpirau dan bersiyasah harus jadi acuan kita. Agar terlaksana politik Islam berkemajuan. Kalau tidak politik bisa berantakan.
Doktor Fadli Zon intektual muda yang berkiprah politik dalam partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyatakan politik harus bersiyasah. Kalau tidak partai memperbanyak konflik. Padahal kita menghindari konflik yang tidak perlu.
Kata Fadli Zon maka perlu dipahami benar makna politik. Tentang apa kita harus sama dan tentang apa kita mesti berbeda. Yang penting dilakukan dengan bijaksana.
Kelahiran Sumatera Barat dan pengagum pikiran Muhammad Natsir mengutip kata berpolitik harus berpirau yang berarti mesti mencari solusi. “Jangan berpolitik sembarangan main tabrak saja,” katanya kepada penulis.
Pendapat demikian dia katakan pada saat beda pendapat sesama aktivis kaum muda Islam. Berpirau dan bersiyasah tentang partai yang diidolakan dalam pemilu yang akan datang. Menarik juga.
Sepertinya kata berpirau dan bersiyasah berbeda makna. Agar tak berbeda makna dicarikan kriterianya. Yang jadi kerteria kita munculkan iyalah kata kaffah berarti sempurna.
Berasal dari bahasa Arab. Kata kaffah berarti menyeluruh, sejatinya, orsinil, sempurna. Jadi bepolitik Islam yang kaffah berarti orsinil dan sempurna.
Jadi memahami politik bepirau dan bersiyasah itu adalah berusaha mencari solusi. Meski nampaknya berbeda namun satu tujun. Inilah yang mesti dilaksanakan dengan bijaksana.
Terhadap Islam kaffah menurut tafsir Ibnu Katsir menyatakan mengandung tiga komprehensif antara iman, syariat dan multi kultural. Yang dikatakan iman adalah Islam yang tidak bercampur dengan syirik dan lain sebagainya. Syariat adalah hukum Islam dari dalil-dalil yang sahih dan multikultural dari pemahaman manusia teradap kebudayaan yang berbeda, logis dan penuh etika. (Jurnal Ilmu Ushuluddin Adab dan Dakwah, 12 Desember 2019)
Dengan demikian Islam yang menyeluruh itu tegak di atas fondasi yang kokoh. Fondasi itu menerima semua bijaksanaa kenyataan yang logis. Boleh tak sependapat namun tetap tidak mencaci ada yang berbeda itu.
Akhirnya kita berpandangan sah-sah saja bebeda pandangan. Tak masalah. Selama berpirau dan bersiyash dalam Islam. Prinsipnya tujuannya satu demi tegak dan berjayanya Islam yang berkemajuan.
Jakarta, 31 Desember 2023
*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta