Jakarta, Demokratis
Empat konfederasi serikat pekerja terbesar di Indonesia memutuskan untuk tidak menggelar aksi unjuk rasa dalam waktu dekat. Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk menjaga stabilitas dan ketertiban publik, menyusul kericuhan yang terjadi pada demonstrasi pekan lalu, yang berujung pada insiden pembakaran dan penjarahan.
Empat konfederasi serikat buruh itu, yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Pembaruan, dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI).
Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, menegaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan imbauan resmi agar seluruh anggota menahan diri dan tidak terlibat dalam aksi turun ke jalan untuk sementara waktu. Hal ini demi menghindari potensi eskalasi konflik yang dapat merugikan semua pihak.
“Empat konfederasi buruh sepakat untuk tidak menurunkan massa dalam waktu dekat karena kami ingin menjaga kondusivitas, damai,” kata Andi Gani saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Menurut Andi Gani, keputusan tersebut telah disepakati bersama tiga pimpinan konfederasi buruh lainnya, yakni Presiden KSPI Said Iqbal, Ketua Umum KSPSI Pembaruan Jumhur Hidayat, dan Presiden KSBSI Ely Rosita Silaban.
Ketiganya, kata dia, telah menerbitkan instruksi bersama tiga hari lalu yang berisi arahan kepada seluruh anggota untuk tetap bersiaga di wilayah masing-masing tanpa melakukan mobilisasi massa. Instruksi itu juga memuat peringatan agar buruh tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin menciptakan kerusuhan.
“Kami sudah mengeluarkan instruksi tiga hari lalu, saya bersama tiga presiden buruh lainnya untuk seluruh buruh bersiaga di tempat masing-masing, dan kami tidak akan tinggal diam apabila wilayah industri, di mana buruh bekerja diganggu. Itu saya tegaskan kepada perusuh yang akan ganggu, tetapi demonstrasi yang damai adalah ruang demokrasi yang tetap harus dijaga,” kata Andi Gani Nena Wea.
Secara khusus, Andi Gani juga mengimbau anggota KSPSI untuk disiplin mengikuti instruksi organisasi dan tidak bergerak tanpa komando. Ia meminta agar buruh menghindari area-area rawan bentrokan dan tetap menjaga ketertiban.
“Semua buruh, saya imbau dari KSPSI, sebagai konfederasi buruh terbesar, tunggu instruksi Presiden KSPSI, hindari wilayah yang sangat berbahaya dan tetap taat pada komando,” sambung dia.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Presiden KSPI yang juga Ketua Umum Partai Buruh, Said Iqbal, mengonfirmasi bahwa organisasinya juga belum berencana menggelar aksi dalam waktu dekat, meski sebelumnya sempat turun ke jalan pada Kamis (28/8).
“Kita, melalui kawan-kawan media, bila akan melakukan aksi, (kita) ikuti prosedur, undang-undang, dan hindari anarkis, dan hindari kekerasan. Kita semua yang rugi,” kata Said Iqbal.
Keputusan untuk menunda aksi ini menjadi sinyal kuat, bahwa kalangan serikat pekerja berkomitmen menjaga ketenangan di tengah situasi nasional yang tengah memanas, sembari tetap memperjuangkan aspirasi buruh dalam koridor hukum dan demokrasi. (Albert S)