Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berubahnya Iman

Oleh Masud HMN *)

Politik adalah kepentingan. Di mana ada kepentingan di situlah ada politik. Jadi tidak ada yang permanen dalam politik itu. Yang permanen adalah interest atau kepentingan.

Berubahnya iman karena kepentingan. Inilah yang membuat hiru birunya politik dewasa ini. Politik bebasis judi pengaruh korupsi dan uang.

Maka ucapan politik dimaknakan seperti angina berhembus dan pohon pimping. Kemana angin deras bertiup ke sanalah runduknya pimping. Jadi tidaklah tetap.

Ini kata Syed Najib Alatas dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Korupsi. Tokoh pemikir Islam yang tinggal di Malaysia itu berkesimpulan seperti itu. Kalau di dalam perspektif pemikiran Islam sukar dijadikan pegangan.

Alasannya cenderung munafik, lain di hati dan lain di mulut. Kata-kata sukar dipercaya. Itulah yang terjadi di mana orang sering mengatakan “politik itu kotor”.

Ada benarnya karena itulah kenyataan, dan dari kenyataan itu orang menjadi percaya. Meski hal itu dibantah, namun tak dipercaya. Yang terjadi adanya ucapan “politik itu kotor“ adalah benar.

Mohammad Natsir mantan Ketua Umum Partai Masyumi menyodorkan “politik berpirau“. Jalan politik jalan lurus yang membawa berkah dan keselamatan. Yaitu tindakan orang-orang yang baik dan menjauhkan aktifitas buruk.

Bukannya menutup kegiatan politik. Mustahil karena sejatinya manusiawi manusia adalah “zoon politicon” atau mahluk politik. Punya hobi dan kemauan politik.

Maka politik berpirau itu dimanifestasikan sebagai politik yang membawa kebaikan. Dengan tanda-tanda ucapan benar dalam satu kata ucapan dan perbuatan. Selainnya bermakna manfaat untuk semua.

Dalam bayangan Mohammad Natsir itu, politik yang beramar maruf dan bernahi mungkar, politik berbuat baik dan menjauh politik yang buruk. Tidak hanya berpolitik sebagai muslihat, tetapi aktifitas dalam mencari kebenaran dan kemaslahatan. Serta menjauhi konflik dan pertentangan yang berakibat kehancuran.

Dalam hal ini kita mendapat kesimpulan bahwa kegiatan politik tidak selalu kotor dan buruk. Politik yang membawa maslahat dan kebaikan dapat diejawantahkan. Banyak hal yang bisa dilakukan. Seperti mengindari korupsi, menjauhi judi, yang dewasa ini merajalela, tidak mampu dilarang.

Mendapatkan uang yang halal dengan cara tidak melakukan korupsi masih banyak jalan. Karena itu marilah politik menjadi politikus meniti jalan yang baik dan benar. Kita mendapatkan manfaat dengan kemaslahatan dengan aktifitas yang benar.

Jakarta, 30 Juli 2024

*) Penulis adalah Doktor Masud HMN Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles