Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bincang dengan Nadiem, Jokowi Soroti Progam Kampus Merdeka

Jakarta, Demokratis

Saat berbicang dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus menyoroti pelaksanaan program Kampus Merdeka.

“Saya mau bertanya ke Mas Menteri, apa yang telah dilakukan Mas Menteri untuk mencapai visi SDM unggul melalui program Kampus Merdeka?” tanya Jokowi dalam perbincangan mengenai Kampus Merdeka yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Menjawab pertanyaan presiden, Nadiem mengatakan mencapai visi SDM unggul memang bukan merupakan suatu hal yang mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Program Kampus Merdeka merupakan jawabannya bagi kebutuhan untuk mendorong pemberdayaan mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan situasi dan mengambil kendali atas masa depan.

Kampus Merdeka secara sederhana dapat diartikan sebagai kampus yang dimerdekakan. Namun, yang menjadi pertanyaan ialah dari apa kampus-kampus yang ada ini dapat dimerdekakan.

Nadiem menjelaskan bahwa pihaknya ingin agar kampus di Indonesia dimerdekakan dari sekat-sekat yang telah lama terbentuk.

“Kita ingin memerdekakan kampus dari sekat-sekat. Sekat antara akademia dan industri, sekat antara riset dan pembelajaran, sekat antarfakultas, dan sekat antarprodi. Kita ingin menciptakan suatu universitas, sistem perguruan tinggi, yang berkolaborasi. Gotong royong berkolaborasi tanpa adanya dinding-dinding,” kata Nadiem Makarim.

Untuk dapat menjalankan cita-cita tersebut, Kemdikbudristek membuat berbagai kebijakan dan insentif bagi perguruan tinggi untuk dapat mendorong perubahan. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan jumlah mahasiswa yang dapat keluar dari kampus, dalam artian mempelajari segala sesuatu yang ada di luar lingkungan akademis kampus.

Seperti misalnya mendapat pembelajaran di universitas lain dan di luar negeri, mengambil pembelajaran dari proyek sosial di tengah masyarakat, mendorong kewirausahaan, hingga menjalani magang bersertifikat yang dilakukan di industri atau perusahaan nirlaba.

“Kita pun ingin dosen-dosen kita juga keluar kampus untuk mendapat pengalaman, membina mahasiswa di luar, mencari pengalaman kerja di industri dan universitas lain,” ujar Nadiem Makarim.

Tantangan terkait hal tersebut memang sangat berat. Namun, Nadiem menegaskan, perubahan ini merupakan satu-satunya jalan untuk mewujudkan transformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia untuk dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing dan mampu mengejar perubahan global.

“Bagaimana mereka belajar berkolaborasi kalau tidak belajar berkarya sebagai tim, bagaimana mau mengerti kreativitas atau kewirausahaan kalau tidak mengerjakan sesuatu di dalam dunia nyata. Kita ingin semua mahasiswa kita bisa berenang pada saat mereka keluar di lautan yang terbuka. Jangan di kolam renang terus, harus sekali-kali pergi ke laut,” terang Nadiem. (Red/Dem)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles