Kabupaten Tasikmalaya, Demokratis
Pesatnya permintaan akan kebutuhan tenaga kerja di perusahaan Jepang, Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pesantren Nurul Huda Al Badrudiniyyah Kecamatan Cineam mengadakan Pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang dengan menggunakan sistem berbasis pesantren.
Candra Rasyid Algaridi selaku Sending Organization (SO) yakni program dari lembaga pelatihan kerja yang sudah mendapatkan ijin dari Kementerian Ketenagakerjaan untuk mengirim langsung tenaga kerja ke Jepang menyampaikan, selain belajar bahasa Jepang, ilmu agama pun diajarkan di BLKK ini.
“Orang tua yang menitipkan anaknya kursus bahasa Jepang di sini rencananya untuk sekolah dan nantinya magang kerja di sana dengan memaksimalkan fasilitas terbaik yang ada sekarang dan siap bersaing,” ucapnya kepada wartawan di BLKK Pesantren Nurul Huda Al Badrudiniyyah Desa Cijulang Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya usai pemaparan kepeserta pelatihan, Senin (10/7/2023).
Disebutkannya, seluruh siswa pelatihan bahasa dan budaya Jepang ini akan diasramakan selama empat bulan dengan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum diberangkatkan ke Jepang. Selain itu, akan dilatih juga bagaimana interview yang akan dilakukan oleh perusahaan Jepang, sehingga siswa yang mengikuti pelatihan di sini betul-betul siap untuk bekerja di negara tersebut.
“Syukur alhamdulillah, siswa di sini sudah ada yang mendapatkan perusahaan di Jepang dan mengikuti pemantapan bahasanya di sini, karena pihak perusahaan Jepang di sana menargetkan bahasanya harus fasih,” terangnya.
Menurut Candra, perusahaan Jepang melihat BLKK ini responnya sangat baik karena dengan relasi dan jaringan yang ada. “Beberapa perusahaan di sana juga sudah menunggu hasilnya dari pelatihan yang kita laksanakan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Alfin Fahlepi selaku Divisi Kepengurusan Dokumen dan Job Kontrak di Jepang menambahkan, untuk mengikuti pelatihan ini syaratnya harus sehat jasmani dan rohani, tidak patah tulang, tidak bertindik dan bertato serta usia dari 19 sampai 28 tahun khusus program magangnya. “Sementara untuk program skill-nya bisa sampai usia 30 tahun,” urainya.
Pelatihan bahasa ini, lanjut dia, akan diterapkan dalam waktu 480 jam yang diperkirakan selama empat bulan. Dari proses pembelajaran hingga pemberangkatan ke Jepang kita miliki metode interview yang nantinya bisa menerima kita di perusahaan Jepang tersebut.
“Metodenya kita balik tidak seperti LPK lainnya. Kita wawancara dulu, setelah itu harus mengejar bahasa Jepangnya sesuai standar pemerintahan di sana dengan ujian materi dari panitia di universitas ternama di Indonesia,” ungkapnya.
Lanjut dia lagi, setelah lulus wawancara akan turun kontrak kerja sesuai kriteria misalnya job kerja perawat lansia, pengolahan makanan, konstruksi, restoran dan makanan.
“Kita posisikan Sending Organisasi (SO) dari perusahaan agen perekrutan tenaga kerja di Jepang. Kita memiliki MoU dengan agen tenaga kerja tersebut. Tugas kita mencetak anak yang diinginkan perusahaan Jepang itu sendiri,” tandasnya. (Eddinsyah)