Jakarta, Demokratis
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) bakal melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, konsep operasi tersebut akan memindahkan awan hujan dari daerah rawan sebagai upaya mitigasi banjir di sejumlah lokasi.
Dwikorita mencontohkan, modifikasi cuaca bisa ditujukan untuk memindahkan awan hujan ke lokasi lain seperti waduk dan laut, sehingga mencegah sebelum hujan masuk ke daerah rawan.
“Jadi dijatuhkan di waduk atau di laut konsepnya seperti itu, karena kalau di darat nanti banjir di tempat lain,” ujar Dwikorita, Selasa (4/3/2025).
Dwikorita menjelaskan, jika modifikasi cuaca tidak dilakukan, maka awan-awan hujan dapat kembali bergerombol sehingga menyebabkan curah hujan yang tinggi di titik-titik tertentu. Hal ini, katanya, menjadi penyebab utama curah hujan tinggi hingga terjadi banjir, khususnya di daerah Jawa Barat dan Jakarta.
“Jadi jangan sampai awan tumbuh sebanyak itu sehingga masih datang sedikit turunkan di laut, datang sedikit turunkan di waduk atau apa,” imbuhnya tentang upaya modifikasi cuaca oleh BMKG.
Dalam operasi modifikasi cuaca ini, BMKG bekerja sama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingat status banjir sudah dalam fase tanggap darurat. BMKG, katanya, akan mendukung pengadaan teknologi modifikasi cuaca dan menentukan titik-titik untuk operasi tersebut.
Rencananya, modifikasi cuaca akan dilakukan lebih dulu hingga pada Sabtu (8/3/2025) dengan Jabar, Jakarta, Banten sebagai beberapa titik prioritas. Harapannya, modifikasi cuaca dapat mengurangi curah hujan dan mencegah banjir hebat kembali terjadi di sejumlah daerah, terutama di Jawa Barat atau Jabodetabek.
“Semoga (curah hujan) dapat dikurangi. Upaya itu bukan mencegah hujan karena tidak mungkin, tetapi insyaallah mengurangi intensitas hujan,” pungkasnya terkait modifikasi cuaca. (Albert S)