Jakarta, Demokratis
Yahya Zaini anggota Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan meminta Vaksin Merah Putih dipercepat dan Vaksin Nusantara berkibar.
“BPOM harus diakui sudah dipuji dunia. Perlu hati-hati jangan korbankan bangsa,” ujar Yahya Zaini mengingatkan dalam rapat kerja Komisi IX yang membahas vaksin di Gedung DPR, Rabu (10/3/2021) dengan Menteri Ristek, Wakil Menteri Kesehatan, BPOM dan lembaga riset medis.
Dikatakan, kita dukung inovasi, kita hargai BPOM tidak keluarkan izin edar vaksin. “Saya hargai BPOM hati-hati. BPOM harus objektif karena pertanggung jawabannya juga harus objektif,” kata Yahya Zaini politisi Golkar kelahiran Bawean, Gresik.
Rahmad Handoyo dari Fraksi PDI P menyatakan harus ada kesetaraan dalam uji klinis vaksin anak bangsa dan impor.
BPOM masih memberikan waktu hearing pada peneliti secara ilmiah terkait uji klinis tahap I Vaksin Nusantara.
“BPOM akan berpendapat setelah hearing di gelar tanggal 16 Maret 2021 di hadapan ahli independen,” kata Kepala BPOM Penny K Lukita di Jakarta, Rabu (10/3/2021).
BPOM mendapat tekanan politik bertubi-tubi untuk menerbitkan uji klinis tahap II. Amin Subandrio peneliti senior mengatakan, terjadi miskomunikasi pada uji klinis I karena diajukan submit dua kali yang berbeda. Ia minta uji klinis pada 100 orang dilalui.
“BPOM sendiri tetap teguh berpijak pada prinsip kesehatan dan keamanan vaksin yang di dalamnya termasuk efek vaksin,” kata Penny.
Sementara lembaga molekuler Eijkman milik negara masih melakukan riset vaksin menggunakan protein yang paling aman atas efek vaksin virus corona, yang masih butuh waktu I tahun lagi. (Erwin Kurai Bogori)