Subang, Demokratis
Berkat mempedomani prinsip-prinsip Good Coorporate Governance (GCG) ketika menerapkan kegiatan usaha secara konsisten, PD BPR Subang belum lama ini telah meraih dua penghargaan tingkat nasional atas penilaian kinerja keuangan dari berbagai kriteria.
Penghargaan yang diterima PD BPR Subang pertama, 1st The Best Indonesia GCG Implementation 2019, category Rural Bank (PD) company dari Majalah Economic Review, yang bekerja sama dengan Perbanas Institute, IPMI, International Business School serta Indonesia-Asia Institute, dalam acara Indonesia GCG Award V 2019 di Jakarta.
Kedua BPR terbaik tahun 2019 peringkat ke-9 untuk kategori BPR beraset Rp 500 miliar sampai dengan di bawah Rp 1 triliun, dari Majalah Infobank dalam acara Penganugrahan 10 th Infobank BPR Award 2019 di Jakarta.
Direktur Utama PD BPR Subang H Anton Abdul Rosyid bersyukur atas raihan penghargaan yang merupakan hasil kerja tim PD BPR Subang. Ada beberapa aspek acuan atau barometer PD BPR meraih penghargaan. “Penilaian kinerja keuangan perusahaan yang meliputi kriteria permodalan, kualitas asset, rentabilitas, likuiditas dan efisiensi. Kemudian, aspek implementasi Good Coorporate Governance perusahaan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan metoda perhitungan dan analisa data yang diperoleh dari berbagai sumber dan data yang dipublikasikan,” tandasnya.
Penerapan strategi manajemen untuk menjalankan program yang berkaitan dalam penghargaan tersebut, H Anton memaparkan, manajemen secara konsisten melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Good Coorporate Governance (GCG). Menjaga agar BPR selalu dalam kondisi sehat untuk jangka panjang dengan melalui lima strategi. “Melalui, pertama strategi pengelolaan BPR yang baik. Kedua, pengelolaan asset secara maksimal dan terjaga baik. Ketiga, meningkatkan produktivitas kerja. Keempat, produk, jasa dan proses yang inovatif yang mengikuti perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Kelima, meningkatkan dan menjaga reputasi yang baik di mata nasabah,” paparnya.
Dengan diraihnya penghargaan ini, H Anton berharap, adanya peningkatan kinerja PD BPR Subang, melindungi stakeholders, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika yang berlaku. PD BPR Subang sendiri berkomitmen untuk meningkatkan nilai perusahaan, dengan menentukan peningkatan nilai perusahaan dapat dihitung berdasarkan rasio kesehatan bank yang semakin meningkat. “Dimana penilaian Tingkat Kesehatan Bank merupakan pendekatan kualitatif dari berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank,” jelasnya.
H Anton juga berharap, tercapainya visi PD BPR Subang yaitu BPR andalan masyarakat Jawa Barat, yang mengutamakan pelayanan prima dengan didukung manajemen yang inovatif, organisasi yang efisien dan sumber daya yang profesional.
“Tercapainya misi PD BPR Subang yaitu mendukung pemberdayaan usaha mikro kecil menengah di Kabupaten Subang, melalui penyediaan jasa perbankan yang mudah diakses, dikelola secara profesional serta mampu memberikan kontribusi yang layak bagi Pendapatan Asli Daerah,” ungkapnya.
Mengenai potensi bisnis atau prospek PD BPR ke depan, H Anton menuturkan, Kabupaten Subang memiliki luas wilayah 1.894 KM2 yang terbagi menjadi 30 wilayah kecamatan 245 desa dan 8 kelurahan. Kabupaten Subang memiliki tofografi daerah pegunungan, daerah bergelombang dan berbukit dan daerah rendah, ditambah dengan potensialnya untuk dijadikan wilayah industri. Mata pencaharian masyarakatnya beragam, yaitu pedagang, petani, nelayan, pegawai swasta dan ASN. “Kondisi wilayah tersebut peluang terhadap potensi bisnis BPR cukup besar, ditambah masih banyaknya wilayah-wilayah yang belum secara maksimal dijadikan segmen pasar BPR,” tuturnya.
Kekuatan utama BPR, lanjutnya, memiliki kedekatan dan mengenal profil serta demografi nasabah. Karena ruang lingkup BPR yang cenderung sempit dan terbatas. “Potensi bisnis dan prospek BPR masih sangat terbuka, dengan catatan BPR harus mampu berinovasi sesuai dengan perkembangan bisnis perbankan. Meningkatkan infrastruktur terutama TI. Meningkatkan kualitas SDM dan penerapan manajemen risiko secara baik dan benar,” tandasnya. (Abh)