Sukabumi, Demokratis
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi yang cukup besar tersebar di 47 kecamatan dengan jumalah 481 desa dan 5 kelurahan memiliki luas wilayah 4.128 km² merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali.
Terkait hal tersebut diduga angka pengangguran yang ada di Kabupaten Sukabumi dari tahun 2019 sampai 2021 terus meningkat akibat terdampak pandemi Covid-19 dengan jumlah penyumbang terbanyak dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Berdasarkan data angka pengangguran tamatan pendidikan SMK negeri dan swasta yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Sukabumi tahun 2020 tercatat sebanyak 14.473 jiwa yang diduga merupakan salah satu penyumbang pengangguran terbanyak di wilayah Kabupaten Sukabumi. Hal ini sesuai dengan indikator garis kemiskinan (GK) Kabupaten Sukabumi yaitu di angka 328.284 (rupiah/kapita/bulan) dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 175,10 (ribu jiwa).
Bagian Jabatan Fungsional Statistik Muda Kosih saat ditemui Demokratis menjelaskan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukabumi pada saat ini belum dapat memberikan keterangan terkait data angka pengangguran dan kemiskinan tahun 2021 dengan alasan data indikator yang dimiliki belum rilis dan harus menunggu rilis dari level provinsi dan pusat.
“Perlu masyarakat pahami. Artinya untuk itu, menghasilkan suatu data atau indikator tidak serta merta waktunya berbarengan serta sesingkat mungkin, butuh proses dan perjalanan yang sangat panjang mulai dari rancangan metodologi, pemilihan sampel, pelatihan sampai pengumpulan petugas, tahap pengolahan dan validasi, serta tahapan cleaning sampai ke level pusat,” ungkapnya di BPS Kabupaten Sukabumi Jl Raya Karang Tengah KM 14, No 52, Selasa (7/9/2021).
Menurutnya, data dari daerah ini dikirimkan ke pusat untuk dikompilasikan sehingga proses tersebut memerlukan waktu yang cukup lama yakni hampir lebih 1-3 bulan. Selain itu, kegiatan survei baik menghasilkan ada indikator kemiskinan dan pengangguran dan lainnya itu beda waktu karena tanpa adanya sains dari petugas dan pegawai BPS sendiri terhadap data yang ada di lapangan akan memunculkan angka yang kotor dan tidak clear.
“Adapun data atau indikator yang dihasilkan berdasarkan survei oleh BPS Kabupaten Sukabumi tahun 2021 data beberapa indikator tersebut muncul pada bulan Maret-April 2021. Sedangkan untuk rilisnya muncul di bulan September-Oktober tahun 2021,” pungkasnya. (Iwan)