Jakarta, Demokratis
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono secara resmi membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Tahun 2022 secara daring, Senin (14/2/2022). Pelatihan Kepemipinan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR tersebut diikuti oleh para calon pejabat pimpinan tinggi pratama (eselon II) di lingkungan Kementerian PUPR dan juga dari sejumlah lembaga mitra Kementerian PUPR.
“Kita ingat pesan Presiden RI bahwa ke depan akan terus dilakukan reformasi struktural, baik reformasi organisasi maupun birokrasi. Untuk itu saya ucapkan selamat kepada 19 insan Kementerian PUPR yang mengikuti pelatihan ini dan 19 orang lainnya dari Pemda, Kemenkominfo, Kementerian ATR, dan Kepolisian RI, yang semuanya adalah mitra Kementerian PUPR. Tanpa semua mitra, pasti kami tidak bisa bekerja dengan baik,” kata Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, peserta pelatihan kepemimpinan ini adalah generasi penerus khususnya di Kementerian PUPR yang bertugas untuk mengemban tugas kepemimpinan selanjutnya. “Untuk itu sejak dari pengusulan peserta, saya sudah sampaikan ke Sekretaris Jenderal, pilih peserta yang mempunyai potensi untuk dapat dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi, atau tidak perlu ikut. Jadi anda semua yang ikut ini adalah yang terpilih,” ujarnya.
Dalam rangka pengembangan kompetensi manajemen kepemimpinan, Menteri Basuki menyampaikan bahwa birokrasi ke depan harus fokus dalam bekerja menentukan target. “Seperti halnya dalam menyelesaikan 5 destinasi wisata prioritas, kalau sudah selesai fokus kita pindah lanjut di tempat lain, jadi semua harus fokus. Pemerataan itu bukan berarti dibagi rata semua langsung mau dikerjakan, tetapi pemerataan itu dikerjakan bertahap fokus dengan target yang ingin diselesaikan,” tegasnya.
Menteri Basuki berpesan khusus kepada para calon pemimpin yang mengikuti pelatihan tersebut, bahwa pemimpin harus akuntabel dan berintegritas. “Pengambilan keputusan yang dilakukan pemimpin itu membutuhkan keberanian, karena itu mengandung risiko. Kita berani kalau kita benar, kita berani kalau kita berintegritas, maka di PUPR itu harus berani, kuat dan berjiwa seni. Berani kalau berintegritas, kuat kalau kompeten profesional, tanpa kompetensi tidak akan kuat. Berjiwa seni harus berimprovisasi, sebab desain sebaik apapun di kertas pasti membutuhkan improvisasi di lapangan,” tuturnya.
Selain hal tersebut, Menteri Basuki juga menekankan pentingnya menciptakan loyalitas dan saling percaya antara pimpinan dan staf. “Loyalitas adalah sebuah keharusan, ini antara tanggung jawab, kewajiban, dan hak. Bagi saya pimpinan, kewajiban saya memperhatikan anak buah, anak buah kalau sudah diperhatikan dipenuhi haknya, saya sebagai pimpinan meminta hak saya untuk kerja dengan baik. Loyalty and trust, saling percaya antara pimpinan dan anak buah, dan saling memenuhi kewajiban dan hak antara pimpinan dan anak buah,” pesannya.
Selanjutnya, Menteri Basuki juga berpesan kepada para pengajar/widyaiswara untuk bisa menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi terkini yang cocok untuk para generasi muda. “Kepada para pengajar, karena pesertanya generasi muda, pasti punya perspektif yang berbeda, sehingga cara pengajarannya harus berbeda, dengan cara terkini, materi harus disesuaikan dengan kondisi sekarang. Supaya nanti begitu keluar dari pendidikan, mereka bisa membawa kontribusi pembaruan di organisasi kerja mereka,” tuturnya.
Hadir pula dalam acara tersebut Deputi Bidang Penyelenggaraan dan Pengembangan Kompetensi ASN Lembaga Administrasi Negara (LAN) Basseng, Kepala BPSDM Kementerian PUPR Khalawi AH, dan Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Moeh Adam. (Reimon)