Bogor, Demokratis
Tak terasa pesta demokrasi dalam memilih Presiden dan Wakilnya serta para Anggota Dewan baik tingkat Pusat, Provinsi maupun Kota/Kabupaten telah usai.
Kini saatnya, semua masyarakat Indonesia menanti dengan tidak sabar dan berharap untuk bisa mendapatkan pemimpin negara juga anggota dewan di daerahnya masing-masing yang nantinya diharapkan bisa melakukan perubahan yang berarti. Harapan demi harapan baru tentunya akan segera terwujudkan dari janji-janji yang diucapkan selama kampanye.
Ini menjadi tren baru juga mimpi bagi setiap masyarakat yang mampu menempati janji-janji politiknya. Sama halnya dengan pemilihan Kepala Desa Lewiliang, Kecamatan Lewiliang, Kabupaten Bogor nanti yang akan digelar serentak se-Kabupaten Bogor, pada bulan mendatang. Momentum atau hajat 6 tahun bagi Pilkades, ini menentukan masa depan Desa Lewiliang kedepan. Direncanakan pada 03 November 2019 ini Pemilihan Kepala Desa (PilKades) serentak di Kabupaten Bogor.
Calon Kepala Desa Lewiliang, Beni Sadrah mencalonkan diri lagi untuk melanjutkan perubahan ke arah lebih baik serta meneruskan program-program yang masih tertunda. “Masa depan sebuah daerah atau desa yang baik tentu saja ditentukan dari seberapa baiknya masyarakat dalam memanfaatkan momen Pilkades sehingga mendapatkan seorang pemimpin yang memang benar-benar berkualitas,” ujarnya.
Karena sesungguhnya Pilkades itu sebuah implementasi, perwujudan serta kedaulatan rakyat, asumsinya bahwa demokrasi berada di tangan rakyat, karena rakyat sendirilah yang menentukan siapa yang nantinya memegang kepemerintahan desa selama 6 tahun mendatang.
Sehingga dapat disimpulkan jika Pilkades merupakan sarana pemberian mandat serta amanah dari rakyat kepada pemimpin desa yang nantinya terpilih.
Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat cerdas dalam memilih pemimpin, manakah yang bisa diandalkan dalam mencapai aspek-aspek pembangunan dan yang pasti gunakan hak pilih sebaik mungkin dalam menentukan pilihannya, demi terwujudnya pembangunan Desa Lewiliang yang berkelanjutan dan jangan sampai salah pilih dalam menentukan pilihannya, sesuai dengan hati nurani. Karena kualitas dari pemimpin sebuah daerah atau desa nantinya akan sangat menentukan masa depan desa serta masyarakat di dalamnya.
Beni Sadrah yang selama ini mengabdi di Desa Lewiliang semata-mata berbuat dengan tulus, mengabdi untuk masyarakat juga selalu membuka diri untuk kritik dan saran yang sifatnya untuk membangun, baik dari tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat.
Calon Kepala Desa tak lupa saya menyampaikan permintaan maaf dan mengucapan rasa terima kasihnya terhadap seluruh masyarakat Desa Lewiliang yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan kepadanya mencalonkan diri untuk menjadi Kepala Desa Lewiliang.
“Insya Allah, jika masyarakat memberi kepercayaan, guna melanjutkan dari kepala desa yang sebelumnya dan memimpin desa, saya pun siap mengemban amanah sesuai Perdes yang berlaku,” pungkasnya. (Ad/Adli)
