Sabtu, Oktober 18, 2025

Cerita Tangani Kereta Cepat Whoosh, Luhut: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang

Jakarta, Demokratis

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan awal mula perjalanan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau yang dikenal Whoosh.

Dia bilang saat proyek itu diserahkan kepadanya sudah dalam kondisi ‘busuk’ alias bermasalah.

Menurut Luhut, setelah menerima proyek tersebut selanjutnya dilakukan perbaikan. Dia juga menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit.

“Saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya nerima sudah busuk itu barang. Kemudian kita coba perbaikin, kita audit, BPKP,” kata Luhut dalam agenda 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Meski begitu, Luhut bilang proyek kereta cepat tidak akan berhenti pada rute Jakarta-Bandung. Kata dia, pemerintah berencana untuk melanjutkan proyek tersebut hingga Surabaya.

Bahkan, Luhut mengungkapkan studi awal (preliminary study) untuk memperpanjang jalur sudah disiapkan. Nantinya, kata dia, Pulau Jawa akan berkembang menjadi kawasan yang saling terhubung, sehingga dibutuhkan sistem transportasi cepat yang menjangkau seluruh wilayah.

“Karena study juga, saya selalu basisnya study. Jawa ini akan menjadi kota pulau. Jadi transportasi itu harus dibutuhkan sampai ke Surabaya,” ujarnya.

Mantan Menko Maritim dan Investasi ini mengungkapkan rute kereta cepat Surabaya juga sudah disiapkan. Kata dia, jalurnya dirancang melintasi sejumlah daerah.

Luhut mengatakan rute dimulai dari Bandung, kemudian terhubung ke Kertajati, Purwokerto, dilanjutkan ke Cilacap, Solo, hingga stasiun pemberhentian terakhir yakni Surabaya.

“Kita sudah bikin waktu itu studinya, dari Bandung masuk tadi ke Kertajati, Kertajati ke Purwokerto, terus Cilacap, Cilacap terus kemudian Solo, Solo terus ke Surabaya,” jelasnya.

Dalam pembangunan proyek kereta cepat Surabaya ini, Luhut menegaskan pengalaman pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi pembelajaran penting.

Kata dia, pemerintah berencana untuk meminimalkan pembangunan terowongan karena biayanya tinggi dan mengurangi pembebasan lahan yang luas. Tetapi, jalur baru akan dirancang sejajar dengan rel kereta atau jalan raya yang sudah ada agar proses konstruksi lebih efisien.

“Dan kita sudah tahu juga, mengalami pelajaran daripada Jakarta-Bandung, kita jangan bikin banyak tunnel, karena tunnel yang mahal. Kita juga jangan banyak pembebasan tanah,” ucapnya. (EKB)

Related Articles

Latest Articles