Minggu, November 24, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Citra Perpustakaan/Pustakawan “Zaman Now“

Jikalau kita sebagai orang awam yang tak tahu persis makna perpustakaan, pasti memandangnya dengan sesuatu hal yang membosankan, kuno, penuh dengan buku-buku, hening, dan sepi. Kalau ada yang memandang lebih baik dari hal tersebut ya alhamdulillah. Kalaupun tidak lebih baik ya no problem, karena begitulah hampir sebagian besar orang memandang perpustakaan masa kini atau yang kita kenal dengan sebutan “Perpustakaan Zaman Now:. Nah, dari sini lah perlu berbagai macam cara untuk membangun citra perpustakaan menjadi lebih baik lagi. Berbagai macam cara menarik akan sangat menarik perhatian pemustaka dan memberikan apresiasi positif untuk perpustakaan itu sendiri. Dalam membangun citra perpustakaan setiap perpustakaan memiliki citra yang disadari atau tidak melekat pada perpustakaan tersebut.

Citra perpustakaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk di benak masyarakat. Persepsi pemustaka terhadap perpustakaan dapat dirasakan dari adanya pengalaman, kepercayaan dan pengetahuan pemustaka terhadap layanan yang diberikan perpustakaan. Dengan demikian citra merupakan aset penting pada perpustakaan yang selayaknya terus menerus dibangun dan dipelihara. Citra yang baik merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik pemustaka yang tidak tahu tentang keberadaan perpustakaan, tetapi juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan pada pemustaka. Citra perpustakaan tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dibangun dan dibentuk, dari upaya komunikasi dan keterbukaan perpustakaan dalam membangun citra positif yang diharapkan.

Secara umum, citra perpustakaan masih sangat rendah. Masyarakat pengguna perpustakaan atau pemustaka masih memandang sebelah mata tentang eksistensi perpustakaan. Hal ini dikarenakan masyarakat kurang mendekat atau kurang memahami peran dan fungsi perpustakaan. ”Tak kenal maka tak sayang”. Perpustakaan harus membenahi diri, meningkatkan layanan, dan memberi  kesan positif. Citra baik perpustakaan akan dapat mempengaruhi peningkatan frekuensi kunjungan pemustaka pastinya.

Dari sinilah perlu beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

Peran Pustakawan

Pustakawan adalah garda terdepan gerbang informasi. Dalam memberikan pelayanan yang baik, pustakawan harus memiliki wawasan yang luas. Dasar-dasar ilmu informasi, harus dikuasai dengan baik. Ketrampilan menelusur informasi secara cepat dan tepat juga harus dimiliki oleh pustakawan sehingga jika ada pemustaka yang meminta bantuan untuk pencarian informasi, segera dapat ditangani dengan baik. Banyaknya informasi yang ada di perpustakaan, menuntut pustakawan untuk dapat mengelola, mengklasifikasi dan mendistribusikan informasi secara teliti dan akurat. Sistem klasifikasi dan pengaturan informasi yang baik, perlu dilakukan pustakawan agar memudahkan pemustaka dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Teknologi informasi yang berkembang, menuntut pustakawan agar lebih lihai untuk memanfaatkan arus balik informasi. Pustakawan tidak sekedar bisa mengetik komputer dan menelusur informasi saja, tetapi juga harus pandai mengendalikan sistem informasi yang serba digital agar lebih mudah diakses pemustaka.

Komunikasi adalah akses agar pemustaka mau memanfaatkan layanan perpustakaan sesuai harapan mereka. Kemampuan berkomunikasi bagi pustakawan sangat diperlukan tidak saja meningkatkan mutu layanan perpustakaan tetapi juga untuk melakukan promosi perpustakaan sehingga citra perpustakaan terangkat dengan baik. Komunikasi bukan sekedar kemampuan ucap saja. Ada beberapa aspek nonverbal yang perlu dipertimbangkan misalnya kontak mata, senyuman, gerakan tubuh dan cara bersikap pustakawan. Pustakawan harus pandai bersikap, mendengarkan keluhan kebutuhan informasi pemakai, memberikan dan membantu pemustaka dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Sikap santun, cara bertutur yang baik, keramahan, memperlakukan pemustaka dengan baik dan senang hati merupakan bentuk citra yang perlu dilakukan seorang pustakawan.

Ada beberapa ketrampilan yang harus dimiliki seorang yang berprofesi sebagai pustakawan, antara lain:

– Perpustakaan hendaknya berubah menyesuaikan keadaan yang menantang.

– Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan jasanya kepada pemakai.

– Seorang pustakawan harus berfikir positif.

– Pustakawan tidak hanya ahli dalam mengkatalog, mengindeks, mengklasifikasi koleksi, akan tetapi harus memiliki nilai tambah, karena informasi terus berkembang.

– Pustakawan sudah waktunya untuk berfikir kewirausahaan. Bagaimana mengemas informasi agar layak dijual.

– Ledakan informasi yang pesat membuat pustakawan tidak lagi bekerja hanya antar sesama perpustakaan, akan tetapi dituntut untuk bekerjasama dengan bidang profesi lain dengan tim kerja yang solid dalam mengelola informasi.

Peran Teknologi Informasi

Di era modern ini perpustakan harus pandai memoles diri. Jika dulu, penataan, pengelolaan dan penelusuran informasi dilakukan secara manual. Di era digital ini, perpustakaan mulai berbenah diri. Peran teknologi informasi tidak diragukan lagi. Perpustakaan modern menuntut semua system serna ‘computerized’. Sistem pelayanan yang terautomasi, penelusuran melalui OPAC, pengadaan dan pengklasifikasian yang menggunakan komputer dan internet, semakin memudahkan pustakawan dalam mengelola dan melayankan sumber informasi yang dimilikinya. Informasi terasa mudah di genggaman pemustaka.

Lahirnya perpustakaan digital memang disambut baik oleh pustakawan dan pemustaka. Kebanyakan pustakawan terbuka terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional yaitu membantu mencari informasi, baik secara manual maupun digital. Dengan berbekal handpone atau laptop dari mana saja, pemustaka dapat mengakses sumber-sumber informasi yang dilayankan berbagai perpustakaan. Peran teknologi informasi dalam membangun sebuah citra perpustakaan, tidak disangsikan lagi. Justru di sini lah saatnya perpustakaan membuka diri kepada pemustaka dengan beragam kreasi dan inovasi. Membangun website yang menarik, menyediakan sarana komunikasi terbuka dengan pemustaka baik lewat facebook, twitter atau blog perpustakaan. Pemustaka dapat mengenali lebih jauh informasi apa saja yang ada di dalam sebuah perpustakaan. Kelengkapan koleksi, desain gedung, penataan ruang, kemudahan system pelayanan dan  juga hal yang terpenting adalah keramahan petugas yang berada di dalamnya. Peran internet begitu ampuh memikat pemustaka. Kemampuan pemustaka dalam memanfaatkan akses online baik melalui website milik perpustakaan atau penyedia akses e-journal menunjukkan tingkat kemampuan mereka yang melek teknologi. Dengan kata lain pemustaka membutuhkan perpustakaan dengan kelengkapan wifi-nya untuk memenuhi kebutuhan akses informasi. Ada beberapa keunggulan perpustakaan digital antara lain akses yang mudah, murah, pemeliharaan koleksi secara digital, jawaban yang tuntas dan jaringan global. ***

Jakarta, 5 Maret 2020

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles