Selasa, Oktober 1, 2024

Daftar Sembilan Naga

Ada terbilang “Sembilan Naga” ekonomi Indonesia. Diasosiasikan naga karena berkuasa atau raja berpengaruh. Artinya orang yang berpengaruh di bidang ekonomi.

Secara etimologi naga identik adalah bangsa yang menentukan di lautan atau samudera. Kalau dikaitkan dengan lagu Raja di Laut yang dinyanyikan Nur Aliza identi penguasa di laut. Demikian makna secara bahasa.

Namun dalam artikel ini kita maknanya berdasarkan terminologi penguasa ekonomi yang besar. Tedapat sembilan nama yang kategori penguasa besar ekonomi Indonesia. Dalam konteks itulah maksud tulisan ini.

Penguasa ekonomi Indonesia diawali dengan penguasa rokok, makanan, perbankan, perhubungan  transportasi dan sebagainya. Nama dari daftar di bawah ini kita susun secara acak.

Daftar itu adalah perusahaan rokok Djarum diiringi oleh perusahaan makanan seperti Indofood, lalu perusahaan di bidang perbankan dan keuangan. Lalu di bidang transportasi udara penerbangan, dan lain-lain. Pengusaha bidang tersebut turun temurun bagaikan kerajaan.

Sebagai catatan sembilan penguasa ekonomi ini meguasai ekonomi Indonesia. Yakni kira-kira sepertiga ekonomi di tangan mereka. Amat besar dan berkuasa.

Mereka itu adalah Antony Salim, bidang makanan Indofood, Sofyan Wanandi perusahaan mobil, Suma Wijaya bidang perbankan keuangan, Rudi Kirana bidang trasportasi udara, Robet Budi Hartono perusahaan rokok, Jacob Soetoyo bidang property. Selain itu James Riadi bidang ritel, perhotelan, Edwin Surayawijaya, James Riady, Tomy Winata, Dato Sri Tahir pengusaha ansuransi bidang kesehatan dsb.

Total jumlah mereka sembilan orang. Sering disebut sebagai “Sembilan Naga”. Raja atau penguasa ekonomi Indonesia. Dikarenakan hampir sepertiga perekonomian Indonesia berada dalam kekuasan mereka.

Menariknya karena mereka pemain politik juga. Konspirasi dengan penguasa. Berbasis uang mereka menentukan arah politik dan kebijakan pemerintahan.

Tidak berpartai politik tapi mendukung pada politik pemenang yang berkuasa. Mereka menjadi  tidak langsung penguasa. Tetapi berkuasa di belakang meja.

Terhadap hal itu kita berposisi tidak bisa menjauh dari mereka. Sebab mereka itu bersama dengan penguasa menentukan. Yang demikian kita tidak bisa bersikap anti mereka.

Pilihannya adalah pemerintahlah yang menentukan apa. Seyogyanya pemerintah itu pro kepada   yang baik, bersih tanpa korupsi. Jadilah Indonesia yang berkemajuan!

Jakarta, 27 Desember 2023

*) Penulis adalah dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles