Jakarta, Demokratis
Siapa Dede Yusuf? Dede Yusuf adalah cucu penyair Pujangga Baru Roestam Efendi yang satu angkatan dengan Chairil Anwar dan Asrul Sani politisi dari Masyumi.
Jejak Roestam Efendi di Padang adalah sebagai pendiri Sekolah Adhabiah Padang, yang salah satu lulusannya adalah Jenderal Awaludin Jamin mantan Kapolri dan mantan Menteri Tenaga Kerja.
Anak kandung Roestam Efendi yang melanjutkan dunia seni adalah artis tahun 80-an Rahayu Efendi. Sedang adiknya Agus Utara Efendi lulusan AKABRI tahun 1968 terakhir menjabat sebagai Bupati Bogor, Jawa Barat. Agus Utara satu angkatan dengan Jenderal Wiranto, AM Hendro Priyono, Agum Gumelar dan Letjen (Pur) Sutiyoso mantan Gubenur DKI Jakarta.
Dede Yusuf sekarang menjabat sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat dan Wakil Ketua Komisi X yang membidangi pendidikan dan pariwisata.
Masyarakat Minang kini tak banyak lagi yang mengenal apa dan siapa Dede Yusuf sebagai keturunan Minang. Maklun Dede tak jago kandang. Karinya justru ditempa di rantau dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubenur Jawa Barat saat reformasi ketika berlaku pemilihan langsung pertama dengan multi partai. Dede Yusuf diusung oleh Partai Demokrat dan PKS.
“Film yang dibuat di daerah tujuan wisata, biasanya wisata daerah itu akan lebih maju,” dalih Dede yang tiba-tiba melontarkan ide film: Bersepeda di Kelok Sembilan.
Kelok Sembilan adalah nama infrastruktur jalan yang berada di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, yang dibangun pada zaman Belanda. Kemudian dikembangkan pada zaman Presiden Megawati dengan kontruksi yang beda dan lebih modern dengan model jembatan layang langsung di bawahnya jurang dalam.
Hanya saja Dede belum menjelaskan kapan film itu akan diproduksi karena sekarang masih masa PSBB dan pandemi Covid-19.
Untuk tahap awal, Dede Yusuf buru-buru mewacanakan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk membuka kembali pariwisata antar kementerian terkait. Sebab, agar bisa membuka daerah tujuan wisata harus seizing Satgas Covid-19. “Selain itu DPR akan memberikan anggaran pendukung termasuk juga membantu mempromosikan daerah wisatanya,” katanya.
“Dengan membuat program-program yang sesuai dengan kondisi daerah,” imbuhnya.
“Ini untuk antisipasi setelah tujuh bulan lebih new normal, kita dikurung dalam rumah,” jelas Dede Yusuf saat jadi pembicara diskusi yang digelar MPR di Jakarta, Senin (30/11/2020).
Dikatakan, yang tentu dicari setelah new normal, pertama kali ketika bebas adalah tempat wisata. “Sehingga begitu kita melihat ada pembukaan daerah-daerah wisata untuk bisa dikunjungi nanti, maka akan terjadi peningkatan kunjungan yang luar biasa di daerah-daerah wisata itu,” paparnya.
Memang selama pandemi kemarin, ujarnya lagi, jumlah wisatawan turun 80 persen. Tapi bisa saja tiba-tiba meningkat bisa mencapai 90 persen sampai 100 persen.
“Kalau tidak percaya bapak dan ibu silakan datang ke Kabupaten Bandung. Mulai hari Jumat, Sabtu, Minggu sekarang semua tempat dan hotel penuh bahkan ada satu tempat di Kabupaten Bandung, tempat Dapil saya. Cuma untuk sewa vila-vila di tengah hutan, harus menunggu tiga bulan saking penuhnya. Dan itu harus bayar Rp 5 juta selama tiga hari,” jelas dia.
“Di Bali sekarang sepi, sejurusnya juga sedang menunggu siap-siap menunggu kunjungan wisatawan nusantara,” katanya.
“Pada tahap di awalnya kita fokus dulu kepada wisatawan lokal lebih dahulu asalkan protokol kesehatan selalu dijaga,” paparnya. (Erwin Kurai Bogori)