Washington, DC, Demokratis
Biro-biro Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) melarang seluruh karyawannya memiliki atau menggunakan model kecerdasan buatan (AI) DeepSeek di perangkat mereka.
Dalam sebuah e-mail yang dikirimkan ke semua karyawannya, larangan ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah menjaga keamanan sistem keamanan Departemen Perdagangan.
“Untuk membantu menjaga keamanan sistem informasi Departemen Perdagangan, akses ke AI DeepSeek berbasis Cina secara umum dilarang di semua GFE,” isi e-mail tersebut seperti dikutip dari Reuters.
Dalam pernyataan tersebut, pemerintah melarang karyawan di Departemen Perdagangan untuk mengunduh, melihat, atau mengakses aplikasi yang berhubungan dengan DeepSeek di perangkat mereka, baik itu seluler ataupun PC.
“Jangan mengunduh, melihat, mengakses aplikasi, aplikasi desktop, atau situs web apapun yang terkait dengan DeepSeek,” lanjut email tersebut.
Sebenarnya, pejabat AS dan anggota Kongres sejak lama telah menyatakan kekhawatiran mereka terhadap ancaman yang akan ditimbulkan oleh DeepSeek terhadap privasi data dan informasi pemerintah yang sensitif.
Anggota Kongres, Josh Gottheimer dan Darin LaHood, anggota Komite Tetap DPR untuk Intelijen, pada bulan Februari memperkenalkan undang-undang untuk melarang DeepSeek pada perangkat pemerintah.
Awal bulan ini, mereka mengirim surat kepada gubernur AS yang mendesak mereka untuk melarang aplikasi AI China tersebut pada peralatan yang dikeluarkan pemerintah.
Belum lama ini, pakar keamanan siber dari Kaspersky dan Tenable Research mengungkapkan bahwa DeepSeek R1 bisa digunakan untuk mengembangkan malware berbahaya.
Nick Miles, Staf Teknisi Riset Tenable mengatakan bahwa dari hasil pengujian, bisa disimpulkan bahwa DeepSeek mampu menghasilkan keylogger yang mengenkripsi log dan menyimpannya diam-diam di perangkat serta menghasilkan executable ransomware yang mampu mengenkripsi file.
Sementara itu, Threat Research dan AI Technology Research milik Kaspersky telah mengidentifikasi kampanye malware canggih yang menargetkan profesional TI berbahasa Mandarin melalui situs web AI DeepSeek palsu.
Menurut analisis mereka, malware tersebut menyamar sebagai Ollama, kerangka kerja sumber terbuka populer seperti DeepSeek, untuk menjalankan model AI generatif secara lokal. (IB)