Jakarta, Demokratis
Sudah saatnya industri pariwisata di Bali berbasis pemberdayaan masyarakat yang sentralnya berada di desa wisata.
Industri pariwisata di Bali jangan lagi dikuasai asing dan jaringan kapitalis internasional.
Kedepan desa wisata harus dominan mengelola pariwisata Bali. Kalau ini terealisasi, Bali bisa menjadi pilot project bagi pengembangan pariwisata berbasis desa wisata bagi provinsi lainnya.
Ini dikatakan Senator Fernando saat Kunker di Denpasar, Senin (20/9/2021)
Sementara saat kunjungan kerja juga Wakil Ketua DPD RI, Mahyudin di Provinsi Bali mengapresiasi dan mendukung usulan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati soal pemulihan ekonomi Bali melalui penguatan pariwisata jelang pasca pandemi Covid–19.
Cok Ace, panggilan akrab Wakil Gubernur Bali, mengatakan banyak tempat–tempat wisata yang sudah tidak terawat karena tidak adanya pengunjung, karena itu pemerintah berusaha agar para pengusaha tidak menjual aset–asetnya, sehingga sejak tahun lalu pemerintah provinsi sebenarnya telah mengajukan relaksasi pinjaman lunak bagi para pelaku pariwisata dan sudah beberapa ada yang dicairkan.
“Untuk itu kami berharap relaksasi ini dapat diperpanjang, karena masih banyak para pelaku pariwisata yang belum bisa melunasi hutang–hutangnya dengan segera. Untuk itu, kami minta bantuan kepada DPD RI,” ujar Cok Ace.
“Dengan memperkuat desa wisata di Bali melalui program pinjaman lunak maka pariwisata di Bali pasca pandemi diharap akan berbasiskan pada kearifan lokal, partisipasi warga di desa pariwisata dan konkret memberikan kontribusi pada Penghasilan Asli Desa, PADes,” ujar Fernando. (Erwin Kurai Bogori)