Jumat, November 15, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dinas KUKMP Kota Banjar Ajak Pengrajin Bata Desa Langensari Beralih ke Bahan Baku Sampah Plastik

Kota Banjar, Demokratis

Pelatihan dan pendampingan kelompok usaha ekonomi produktif kelompok pengrajin bata “Mekarsari Sejahtera” yang dihadiri 40 para pengrajin yang difasilitasi Desa Langensari, BUMDes bekerja sama dengan Dinas UMKM digelar di Aula Desa Langensari, Kota Banjar, Selasa (20/12/2022).

Sekretaris Dinas KUKMP Kota Banjar Neneng Widya Hastuti, S.Sos, M.Si yang juga sebagai narasumber menuturkan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan motivasi bagaimana caranya bisa mengatasi persaingan, baik produksi, pamasaran bata merah tradisional dengan jenis bata modern seperti halnya hebel.

“Di sini para pengrajin bata tradisional dari turun temurun ini, perlu untuk lebih ditingkatan baik produksi, kualitas dan kuantitasnya maupun cara pemasarannya,” tuturnya.

Neneng berharap para pengrajin bata yang ada di Kota Banjar bisa mampu bersaing dengan bata modern dengan cara membuat startegi atau langkah yang inovatif, tidak hanya mengandalkan bahan baku tanah yang susah didapatkan karena keberadaan wilayah, sehingga harus didapat dari kiriman bahan baku dari luar dengan harga tinggi.

“Untuk itu, kami memberikan arahan yang inovatif seperti halnya yang dipakai di daerah lain, untuk produksi pembuatan batanya para pengrajin bata merah beralaih kepada bahan baku sampah plastik yang dicampur pasir untuk mengahasilkan bata lebih bagus dan kuat baik kualitas maupun kuantitasnya, yang nantinya akan lebih bisa bersaing di pemasaran,” kata Neneng.

Menurutnya, Dinas KUKMP sebagai pendamping IKM, mendorong baik itu di wilayah desa maupun kelurahan sehingga bisa bekerja sama dengan BUMDes atau lembaga lainnya untuk memberikan warna baru dalam mendorong produksi bata itu sendiri.

“Nantinya BUMDes akan membantu para pengrajin bata ke arah pemasaranya melului digitalisasi secara online maupun offline, di sini para pengarajin juga harus mempunyai legalitas usahanya dengan cara mendaftarkan ijin usahanya yaitu NIB,” pinta Neneng.

Untuk itu, Neneng berharap dengan adanya pelatihan ini para pengrajin bata tradisional bisa diimplementasikan bagaimana caranya pengalihan bahan baku yang semulanya dari tanah liat digantikan dengan bahan baku dari sampah plastik yang dicampur dengan pasir yang bisa didapatkan dengan mudah.

“Untuk mengenai pemasaranya Dinas UMKM akan bersanding dengan pemerintah, dinas terkait maupun pengusaha untuk lebih mengutamakan produk lokal itu sendiri,” harapnya.

Di tempat yang sama, perwakilan pengrajin bata, Nisman, Atit, Ahmad dan Sugeng, mengatakan memang yang menjadi kendala adalah kekurangan bahan pokok yang sementara dikirim dari luar dengan harga tidak stabil sehingga pemasaran dan kesetabilan harga juga tidak merata.

“Dengan adanya pelatihan dan sosialisasi ini, kami berharap bisa merubah cara yang lebih inovatif, kreatif dan kebersamaan dari semua para pengrajin sehingga nantinya kita tidak akan kalah dalam pemasaran produksi,” kata Sugeng. (Deni)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles