Bandung, Demokratis
Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat (DLH Jabar) terus menangani dan menyelesaikan masalah pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum akibat limbah feses atau kotoran hewan peliharaan maupun manusia.
DLH Jabar menyatakan penanganan masalah itu terus dilakukan walaupun tingkat pencemaran air di sepanjang DAS Citarum mengalami penurunan selama pandemi COVID-19.
“Secara umum, selama pandemi COVID-19 ini kualitas air di DAS Citarum membaik namun ada hal yang masih harus dibenahi yakni terkait aspek Fecal Coli dan Total Coliform. Jadi itu tentang buangan feses dari peternakan dan manusia yang hingga saat ini cukup tinggi,” kata Kepala DLH Jawa Barat Prima Mayaningtia ketika dihubungi melalui telepon di Bandung, Jumat.
Ia mengatakan masih adanya masalah pencemaran di DAS Citarum karena limbah feses hewan peliharaan dan manusia menunjukkan masih rendahnya pemahaman akan lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat atau peternak yang tinggal di pinggir Sungai Citarum.
“Kami sedih ketika ada temuan masih banyak warga yang membuang langsung fesesnya di Sungai Citarum, termasuk peternak sapi di daerah Lembang yang membuang kotoran ternaknya ke sungai secara langsung,” kata dia.
Jadi TSS tahun ini turun banget dibanding tahun lalu, karena penanganan di atas hulu sungai juga cukup efektif. Mulai dari penataan infrastruktur, kegiatan pengerukan sedimen hingga terasering di pinggir kiri kanan sungai.
Selain itu, lanjut Prima, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat untuk mengatasi masalah pencemaran dari feses di DAS Citarum.
“Ini juga kan terkait dengan sanitasi, bisa ditanyakan ke Diskimrum (Dinas Perumahan dan Permukiman)Jabar). Kemudian kami juga berkoordinasi dengan Dinas Peternakan terkait peternaknya,” kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan indikator menurunnya tingkat pencemaran air di sepanjang DAS Citarum saat ini bisa dilihat dari parameter Chemical Oxygen Demand (COD) yang menunjukkan turunnya angka pencemaran industri di tahun 2020.
“Indikator COD itu turun cukup signifikan di 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini tercermin dari data yang didapat di sejumlah daerah lintasan Sungai Citarum kawasan industri seperti Cisirung dan Nanjung, Kabupaten Bandung. Jadi COD tahun ini jauh menurun, nilainya sudah tidak jauh berbeda dari standar baku mutu,” katanya.
Kemudian, lanjut Prima, tingkat pencemaran yang dihasilkan oleh limbah domestik atau Biological Oxygen Demand (BOD).
Lebih lanjut ia menuturkan berdasarkan data DLH Jabar terdapat penurunan pencemaran Sungai Citarum dari limbah domestik dari 2019 ke 2020.
Selain itu, tingkat erosi juga mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun lalu. Hal ini terukur dalam Total Suspended Solid (TSS).
“Jadi TSS tahun ini turun banget dibanding tahun lalu, karena penanganan di atas hulu sungai juga cukup efektif. Mulai dari penataan infrastruktur, kegiatan pengerukan sedimen hingga terasering di pinggir kiri kanan sungai,” kata dia. (Red/Dem)