Jumat, September 20, 2024

DPC PKB Kab. Tasikmalaya Adakan Rapat Konsolidasi dan Halaqoh Satu Abad NU, Satukan Tekad dan Tujuan

Kabupaten Tasikmalaya, Demokratis

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Tasikmalaya mengadakan Rapat Konsolidasi dan Halaqoh Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) dengan tema, Satukan Tekad, Satukan Tujuan Untuk Kebangkitan Bangsa Dan Kita Jadi Nomor 1 bertempat di Aula DPC PKB Jln. Garut-Tasikmalaya-Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (5/2/2024).

Ketua DPC PKB Kabupaten Tasikmalaya Ami Fahmi mengatakan, bahwa PKB putra sulung NU, jika kita tidak memperingati Harlah Satu Abad ini nantinya PKB kuwalat sama NU.

“Sebagai anak sulung, PKB harus memperingati Hari Lahir NU. Untuk menggemakan satu abad kita adakan Halaqoh ini sekaligus konsolidasi terkait tahapan terhadap Bacaleg,” ucapnya kepada wartawan usai acara.

Disebutkannya, sesuai arahan PWNU Jabar, pengurus NU tidak ke Sidoarjo semua, karena sudah di pusat Sumedang. “Hari ini di DPW akan diadakan jam 14.00 dan di DPP pada malam harinya. Kebetulan berbarengan antara DPW dan DPP,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat H. Oleh Soleh SH mengatakan, PKB bersyukur dengan Satu Abad NU. Ini merupakan bagian dari ikhtiar mengetuk Nahdiyin di seluruh Nusantara peringatan Satu Abad ini, dan bukan hanya di Pesantren dan juga bukan hanya di Pengurus Cabang. Namun PKB mengerakkan di seluruh DPC se-Nusantara dengan tujuan untuk mengingatkan kader PKB untuk tidak lupa terhadap jasa perjuangan para Muasis, PKB dan NU.

“Tujuannya mengingatkan kembali Ruh perjuangan Asbabulnujul dibuatnya PKB, bahwa PKB adalah Parpol dan saluran NUa untuk memperjuangkan kepentingan Pesantren, Kyai, Santri, Nahdiyin dan Nahdiyah,” ucapnya kepada awak media.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Prov. Jawa Barat ini juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang mengusulkan dan merumuskan bagaimana Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di lingkungan pesantren dari sisi kesehatan.

“Kita akan rubah jika dikobong santri sering terkena penyakit kulit. Sekarang di pesantren ada kehidupan kesehatan yang memadai dengan cara membuat Puskesmas di pesantren,” ungkapnya.

“Pesantren yang santrinya di atas seribu harus memiliki puskesmas untuk memback-up santri penerus Nahdlatul Ulama di kemudian hari,” pungkasnya. (Eddinsyah)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles