Kota Tasikmalaya, Demokratis
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Paguyuban Sundawani Kota Tasikmalaya mengukuhkan susunan pengurus periode 2022-2027. Hal ini sesuai instruksi dari DPP di Bandung memang ada beberapa agenda yang harus dilaksanakan di antaranya membentuk kepengurusan di tingkat DPC. Mengenai program tetap sesuai arahan bahwa ketentuan tersebut harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi atau mengangkat akar kebudayaan Sunda agar lebih maju ke depan, bisa bersinergi dengan seluruh seniman dan budayawan yang ada di Kota Tasikmalaya. Hal itu disampaikan Ketua DPD Paguyuban Sundawani Kota Tasikmalaya Hendra J. Rustandi kepada awak media di Imah Mang Asep Jln. HZ. Mustofa Nagarawangi Kota Tasikmalaya, Jumat (12/8/2022).
“Dengan kehadiran kami ini mudah-mudahan menjadi lebih sinergi untuk kemitraan dengan pemerintah memajukan pembangunan, seni budaya dan suprastruktur,” ucap Kang Hendra sapaan akrabnya.
Disebutkannya, pada bulan Oktober 2022 nanti Paguyuban Sundawani akan mengadakan gelaran juga helaran seni budaya kesundaan. “Nantinya kegiatan tersebut ada aksi sosial berupa pengobatan gratis untuk warga di sekitar Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya,” terangnya.
Di tempat yang sama, Sekjen DPP Paguyuban Sundawani Ir. Julian Rahmawan menuturkan, setelah dikukuhkan dirinya berharap Paguyuban Sundawani Kota Tasikmalaya tambah maju dan besar dan mampu memberikan kontribusi untuk masyarakat Kota Tasikmalaya.
“Buat program kerja yang pro rakyat. Bangun koneksi dengan Ormas, LSM, OKP juga bangun sinergi dengan budayawan, seniman hingga mampu membuat pengkaderan dan pembibitan agar muncul generasi muda yang lahir dari Kota Tasikmalaya yang berprestasi dari tingkat daerah, nasional bahkan internasional,” pesannya.
Dia mengingatkan, ciri-ciri negara besar dimana rakyatnya mampu menghormati dan menjaga serta melestarikan seni budayanya sebagai jati diri. Ini yang Sundawani perjuangkan dan ini juga yang membedakan Sundawani dengan yang lainnya.
Lanjut dia, Sundawani juga sangat konsen dengan seni budaya dan harus menjadi pelopor, ujung tombak dalam bersinerginya budayawan dengan pemerintah.
“Bagaimanapun juga pemerintah harus kita dorong. Dimana seni budaya ini adalah satu hal yang menurut Sundawani sangat istimewa dan sakral,” imbuhnya. (Eddinsyah)