Indramayu, Demokratis
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indramayu menggelar acara Halal Bihalal di Gedung DPRD meskipun dalam suasana duka.
Suasana acara kali ini terasa berbeda karena tidak dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, Drs. H. Haryono, M.Si, dan Anggota DPRD dari Fraksi PKS, H. Supeno, M.Pd, yang telah berpulang.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD, Wakil Bupati Indramayu H. Syaefudin S.H, M.H, perwakilan dari Dandim 0616 Indramayu dan Kapolres Indramayu, Kepala Kejaksaan Negeri Indramayu, Kepala Pengadilan Negeri Indramayu, Kepala Lapas Kabupaten Indramayu, Ketua MUI Indramayu H. Satori, S.H, seluruh anggota dewan, staf DPRD, para camat, dan tamu undangan lainnya.
Dalam itu, H. Sirojudin menyampaikan duka cita atas kepergian Ketua DPRD H. Haryono yang wafat pada tanggal 31 Maret 2025. Ia juga menyampaikan permohonan maaf dari keluarga besar H. Haryono apabila ada kesalahan selama menjalankan tugasnya. Lebih lanjut, H. Sirojudin mengajak seluruh elemen, baik eksekutif, legislatif, maupun SKPD, untuk bekerja sama dalam memajukan Indramayu ke depan.
Wakil Bupati Indramayu, H. Syaefudin S.H, M.H, dalam kesempatan yang sama mengajak seluruh elemen di Kabupaten Indramayu untuk memperkuat sinergitas dengan pemerintah daerah. Ia menekankan pentingnya peran aktif seluruh pihak dalam mewujudkan visi dan misi Indramayu Reang, yaitu Indramayu yang Religius, Perekonomian Kerakyatan, dengan Lingkungan yang Aman dan Nyaman, serta mengedepankan semangat gotong royong.
Tradisi Halal Bihalal sendiri memiliki akar yang kuat dalam sejarah Indonesia. Meskipun terdengar seperti bahasa Arab, istilah ini justru berasal dari Indonesia. Berawal dari promosi pedagang martabak di Solo pada tahun 1935-1936, istilah ini kemudian tercatat dalam kamus Jawa-Belanda pada tahun 1938 yang mengartikannya sebagai salam atau saling memaafkan setelah bulan puasa. Bahkan, Pakubuwono X pernah menggunakan istilah ini untuk melindungi pertemuan aktivis pergerakan pada masa kolonial.
Di era modern, Halal Bihalal kembali dipopulerkan oleh Kyai Wahab Hasbullah pada tahun 1948 untuk mencairkan ketegangan antar pemimpin republik. Atas sarannya, Presiden Soekarno mengundang tokoh politik ke Istana Negara untuk bersilaturahmi dalam acara Halal Bihalal
Sejak saat itu, tradisi ini terus berkembang dan menjadi kegiatan rutin di berbagai instansi pemerintah dan masyarakat Indonesia secara luas hingga saat ini. (RT)