Indramayu, Demokratis
Narapidana terjerat kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB Indramayu yang menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu pada Jumat (24/9/2021) lalu, ikut menjadi sorotan anggota legislatif.
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indramayu Fraksi PDI Perjuangan, Liyana Listia Dewi mengungkapkan, penyebab meninggalnya narapidana tersebut perlu dilakukan peneluran lebih lanjut apakah memang ada dugaan terjadi pembiaran di Lapas sehingga nyawanya tidak dapat tertolong.
“Kalau iya ada napi yang meninggal, harus dicari tahu penyebab pastinya dulu apa?” tegasnya kepada Demokratis saat ditemui, Rabu (29/9/2021).
Selain itu, menurutnya, kondisi kepadatan jumlah narapidana penghuni lapas juga harus diperhatikan apakah masih ideal dengan kapasitas yang ada saat ini. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pelayanan kesehatan dan makanan di lapas apakah sudah sesuai dengan pola makan yang sehat.
“Serta dicek kondisi lapas apa benar overcapacity. Serta bagaimana sistem jaminan kesehatan dan makanan bagi para tahanan,” ujar Liyana.
Menurut Liyana, Komisi I yang membidangi lembaga pemasyarakatan akan segera melakukan kunjungan ke Lapas IIB Indramayu untuk memastikan pelayanan terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) apakah manusiawi atau tidak.
“Semenjak saya jadi ketua komisi, belum monitoring langsung ke lapas. Mungkin setelah ini akan dilakukan,” tambahnya.
Sebelumnya, Demokratis memberitakan UJ 45 tahun narapidana terjerat kasus narkoba di Lapas Kelas IIB Indramayu meregang nyawa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu, Jumat (24/9/2021) lalu.
Informasi yang diterima Demokratis, narapidana tersebut memang memiliki riwayat tuberkulosis dan kandungan cairan di dalam otaknya. Sementara pihak Lapas mengklaim bahwa telah membawa napi tersebut ke klinik.
“Yang bersangkutan meninggal dunia di RSUD Indramayu dengan riwayat penyakit TB, dan ada semacam cairan di otak,” terang petugas Lapas Dede ketika dikonfirmasi, Senin (27/9/2021) lalu.
Menurutnya, pihak RSUD Indramayu pun telah menyarankan kepada keluarga untuk dilakukan operasi namun napi tersebut tidak terselamatkan dan akhirnya meninggal dunia.
“Pihak RS juga sudah menyarankan ke keluarga untuk dioperasi tapi sudah meninggal dunia,” imbuhnya.
Kepala Lapas IIB Kabupaten Indramayu, Irwan Silais juga membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, sebelumnya petugas Lapas juga sudah melakukan perawatan dengan membawanya ke klinik.
“Benar. Yang bersangkutan meninggal karena memiliki riwayat penyakit. Sebelum meninggal sempat dibawa ke klinik,” jelas Irwan. (RT)