Denpasar, Demokratis
Juara pertama lomba Female Marathon Foreigner International (FMFI), Nisha, warga India, hingga kini belum menerima hadiah dari panitia. Padahal event internasional yang berada di bawah pengawasan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat itu sudah berlangsung pada 26 Juni 2022 lalu di Sanur, Denpasar, Bali.
“Sampai saat ini Nisha secara nyata belum menerima hadiah dari panitia,” kata Esra Karo-karo, kuasa hukum Nisha, kepada pers, Jumat (26/8/2022), di Denpasar. Nisha seharusnya menerima hadiah uang sebesar Rp150.000.000.
Menurut Esra, Nisha hanya menerima hadiah secara simbolis saat dinyatakan sebagai juara pertama dengan catatan waktu 04:18:25. Namun secara nyata sampai sekarang belum menerima hadiah uang Rp150.000.000.
Esra menyatakan, pihaknya pada 15 Agustus 2022 sudah pernah membuat somasi kepada panitia penyelenggara. Tapi, papar Esra, pihak panitia terkesan selalu menunda dan mengharuskan Nisha melengkapi persyaratan seperti memiliki KITAS dan NPWP. Padahal, ungkap Esra, sejak awal persyaratan ini tidak ada dicantumkan sebagai syarat untuk dapat mengikuti lomba.
“Ini kan sepertinya persyaratan yang mengada-ada,” tandas Esra. FMFI atau Indonesia International Marathon (IIM) 2022 digelar untuk memperlihatkan pada dunia bahwa Indonesia, khususnya Bali, sudah pulih dari pandemi Covid-19.
Esra menambahkan, pada 24 Agustus 2022 lalu, Wakil Ketua Panitia IIM Hardjo Supoyo menyampaikan kepada Nisha bahwa KONI Pusat akan mencairkan hadiah sebesar Rp40.000.000. Alasannya karena ada pengurangan hadiah sebesar Rp50.000.000 dan pengurangan pajak Rp10.000.000.
“Klien kami tidak bersedia menerima hadiah Rp 40.000.000 karena tidak masuk akal. Sepertinya ada saling lempar tanggung jawab antara panitia dengan KONI,” tandas Esra.
Dia menilai, kejadian ini dapat merusak citra Indonesia di mata dunia karena tidak sesuai kenyataan.
Sementara itu, ketika hal ini hendak dikonfirmasi, ternyata Panitia IIM tidak membalas pesan melalui WA maupun telepon. (GT)