Tapsel, Demokratis
PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola tambang emas Martabe menyerahterimakan jembatan gantung Martabe serta fasilitas produksi jagung pipil yang dikelola Koperasi Karya Mulia Bhakti, keduanya berlokasi di Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, (Tapsel), Rabu (26/2).
Selain dihadiri perwakilan Manajemen PT Agincourt Resources, peresmian kedua proyek ini dihadiri Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu beserta sejumlah pejabat Dinas Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. Jembatan gantung Martabe yang membentang sepanjang 70 meter di atas sungai Garoga, dibangun untuk membantu masyarakat Desa Sumuran dan sekitarnya yang berlalu lalang menuju areal pertanian dan perkebunannya.
Selama ini, sebelum adanya jembatan gantung, petani dan warga harus menyeberangi sungai untuk pulang dan pergi menuju pertanian dan perkebunan. Bahkan untuk membawa hasil bumi, petani harus menggunakan tali sling untuk menyeberangkan berbagai komoditi yang dibawa pulang. Jika sungai Garoga meluap akibat hujan, petani dan warga harus berjalan cukup jauh untuk menyeberang melalui jalur alternatif. Dilihat dari aspek keselamatan, aktivitas petani dan warga menjadi sangat rawan dan berisiko, terutama saat hujan besar.
Senior Manager Community Relations PTAR, Pramana Triwahjudi menyatakan bantuan pembangunan jembatan gantung tersebut akan memudahkan petani mengakses area persawahan dengan lebih aman dan nyaman.
Menurut Pramana, setidaknya ada lebih dari 90 kepala Keluarga menerima manfaat langsung, dan sekitar 60 hektare lahan pertanian dan perkebunan di terbuka aksesnya.
Lebih jauh dijelaskan, pembangunan jembatan gantung bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Penataan Ruang Kabupaten Tapanuli Selatan, dalam mendesain dan menghitung biaya pembangunannya. Peletakan batu pertama dilaksanakan pada 17 Desember 2019. Total biaya Rp 860 juta dan lama pembangunan 50 hari. Pembangunan jembatan gantung dikerjakan oleh CV Hijau Damai Lestari, kontraktor lokal dampingan PTAR, dengan pengawasan PUPR dan PTAR. 40 orang tenaga kerja lokal dilibatkan dalam proyek ini.
Selain itu, fasilitas pengolahan jagung untuk aktivitas pasca panen yang diserahterimakan kepada Koperasi Karya Mulia Bhakti terdiri dari lantai penjemuran, gudang saprodi, gudang produk, mesin perontok jagung, mesin kipas, ruang mesin, bangunan kantor dan toilet. Kapasitas penjemuran mencapai 2 ton, sedangkan gudang produk mencapai 3 ton.
“Total biaya pembangunan lebih dari Rp 200 juta. 60 petani dan lebih dari 50 hektare lahan kebun jagung memanfaatkan fasilitas tersebut,” sebut Pramana.
Pramana menambahkan, selama ini, anggota Koperasi Karya Mulia Bakti mayoritas berbudi daya jagung untuk diolah menjadi bahan pakan ternak dan kemudian berinisiatif menjadi salah satu sentra jagung pipil di Batangtoru. Saat ini lebih kurang 30 hektare lahan yang ditanami jagung di setiap musim tanam. Mereka juga memiliki 1 Ha lahan budidaya penangkaran jagung untuk kemandirian benih lokal dan unggul. Area pemasaran produksi sudah mencapai Sibolga, Padangsidimpuan dan Medan, dengan diversifikasi produk yang beragam.
Sementara itu, Direktur Operasional PTAR, Darryn McClelland menyatakan, peresmian kedua program community development PTAR tersebut merupakan bagian dari program peningkatan ekonomi, terutama di bidang pertanian untuk masyarakat di sekitar tambang emas Martabe. Darryn menegaskan, perusahaan akan terus berkomitmen untuk menghidupkan harapan atas peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama yang berada di sekitar tambang khususnya baik dalam bidang infrastruktur, ekonomi maupun bidang-bidang lain.
“PT Agincourt Resources berkomitmen untuk memberikan manfaat sosial positif jangka panjang dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan lokal, melalui berbagai program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tukas Darryn.
Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul M Pasaribu, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada PT Agincourt Resources, atas kontribusinya membangun jembatan gantung dan memberikan fasilitas produksi jagung pipil kepada Koperasi Karya Mulia Bhakti.
“Kita bersyukur bahwa PTAR sebagai perusahaan yang mengelola sumberdaya alam di Batangtoru, tetap memegang komitmennya, untuk mewujudkan program pengembangan masyarakat ataupun program CSR di lingkar tambang, salah satunya seperti ini. Tentunya kita berharap kehidupan masyarakat akan lebih baik lagi ke depannya,” kata Syahrul. (MH)