Jakarta, Demokratis
Tokoh kepolisian Indonesia yang kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia, Tito Karnavian mencuat sebagai Capres 2024 mendatang.
Mencuatnya nama mantan Kapolda Papua ini dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Diketahui, Tito berada di antara Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menkopolhukam Mahfud MD, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jurnalis Najwa Shihab, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“PSI yakin, sembilan sosok tersebut adalah kader-kader bangsa yang dianggap mampu melanjutkan politik kesejahteraan, politik bersih, dan politik keterbukaan,” kata Ketua Umum DPP PSI, Giring Ganesha, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (29/7/2022).
Sembilan nama tersebut diperoleh setelah para pengurus dan kader PSI menemui para tokoh muda, guru, akademisi, dunia usaha, tokoh agama, tokoh adat, dan orang-orang yang dianggap mewakili rakyat.
Giring menambahkan bahwa kesembilan nama itu semua bukan kader PSI.
Tapi, sekarang dan nanti, dikatakan Giring, PSI selalu siap jika salah satu kadernya diminta untuk mengabdi dalam posisi lain di pemerintahan.
“Kami memiliki banyak kader muda potensial, berbakat, serta berprestasi yang siap memenuhi panggilan tugas negara. Tentunya dengan kualifikasi mengikuti tantangan yang saat ini dihadapi presiden,” kata Giring.
“Sebagai contoh, penunjukan Raja Juli Antoni selaku Wakil Menteri ATR/BPN, kami pandang sangat tepat sebagai pasangan Pak Hadi Tjahjanto untuk memenuhi penugasan Presiden Jokowi terkait reformasi agraria dan maraknya mafia tanah yang saat ini terjadi di masyarakat,” sambungnya lagi.
Giring menyampaikan bahwa penetapan satu di antara sembilan kandidat capres PSI itu bakal dilakukan setelah “Rembuk Rakyat” berakhir pada November 2022.
“Kami di PSI tetap tegak lurus menjalankan amanat partai termasuk penentuan capres 2024 dalam Rembuk Rakyat,” pungkasnya.
Eks Kapolda Papua
Dalam surat telegram Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Inspektur Jenderal Tito diangkat menjadi Kepala Polda Papua pada 3 September 2012 menggantikan pejabat lama, Irjen Pol Bigman Lumban Tobing. Namun, secara resmi baru aktif pada 27 September 2012.
Padahal Polda Papua saat itu (2012) hanya memiliki satu Polda untuk Pulau Papua yang begitu besar, ini berbeda dengan Pulau lain yang memiliki beberapa Polda.
Dengan demikian banyak harapan dan tanggung jawab besar dipikulkan kepada Irjen Pol Tito Karnavian yang saat itu masih berusia 47 Tahun.
Menurut Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurrachman, selama Irjen Pol Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolda Papua, sejumlah penembakan misterius masih terus terjadi.
Bahkan kontak tembak antar-pasukan dan kelompok separatis juga marak. Namun jumlah penembakan tersebut bisa ditekan.
“Dia mempunyai prestasi yang bagus di Papua. Meskipun tidak semua bisa diselesaikan karena permasalahan Papua rumit dan begitu banyak,” ujar Hamidah.
Jauh setelah tidak menjabat Kapolda Papua dan terjadi kegaduhan politik di DPR akhir tahun 2015, akibat rekaman pembicaraan kasus pemufakatan jahat Mantan Ketua DPR terhadap PT Freeport bulan November 2015, nama Tito Karnavian disebut dalam rekaman yaitu yang berhubungan dengan Pilpres 2014 dalam kapasitasnya sebagai Kapolda Papua.
Tito pun membantah dan mengatakan bahwa dia pernah membicarakan Freeport tetapi konteksnya berbeda, yaitu kepada Menteri ESDM Sudirman Said dalam saran pengamanan Freeport. (Albert S)