Banyak permasalahan agar keuangan berfungsi maksimal. Paling tidak ada empat cara tata kelola manajemen keuangan. Yaitu efisiensi (berdaya guna), resiliensi (kemampuan terhadap risiko), sustainability (berkelanjutan) dan digitalisasi (kemampun manajeman digital). Agaknya hal itu penting diperhatikan.
Efisiensi adalah hemat dan jangan boros. Dana tidak boleh dihambur-hamburkan. Hendaknya keuangan dilakukan tepat guna.
Resiliensi diartikan sebagai daya tahan, daya mampu terhadap gangguan. Misalnya dapat bertahan dalam masa yang sulit. Terus maju meski gangguan bersifat keuangan seperti munculnya resesi ekonomi.
Sementara digital dimaksud berarti keuangan dengan program mesin yang baik. Misalnya keuangan dengan bekerja sama dengan bank, atau administrasi keuangan dengan mesin komputer.
Faktor yang dipaparkan di atas membawa kesimpulan bahwa efisiensi, resiliensi dan digitalisasi adalah faktor administrasi keuangan. Tanpa faktor nanajemen tersebut sulit menjalankan administrasi keuangan yang baik.
Pada pokoknya untuk menghadapi masa itu maka bagi organisasi Muhammadiyah mendesak. Sebagai organisasi besar satu usaha manajemen antisipasi melawan gejala keuangan yang timbul.
Di satu pihak bergiat dalam mencari uang, di lain pihak harus disusun manajemen. Supaya sejalan dengan pengelolaan dan kontrol yang baik yang baik. Agar terjelma gerak yang efisien dan berkeadaban.
Bagaimanapun juga letak kekuatan organisasi Muhammadiah terletak pada pelaksanaan. Adanya tabungan tidak banyak tapi penggunaan yang baik dalam pelaksanaan. Bukan pada tabungan uang yang banyak.
Pengalaman mengajarkan organisasi jika cara menajemen baik, dukungan akan mengalir. Dengan dukungan yang mengalirlah program berlangsung. Terutama dukungan masyarakat banyak.
Tibalah masanya sekarang melaksanakan ekonomi berkeadaban dengan ekonom tata kelola yang baik. Marilah kita laksanakan nanajemen berkeadaban. Dalam bidang ekonomi yang tranparan, akuntability dan efisien.
Dengan konsep seperti itulah kita membangun masa depan satu masyarakat Islam berkemajuan. Insya Allah.
Jakarta, 18 Desember 2023
*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta