Kamis, April 10, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Google Investasi Rp1.200 Triliun di Asia Tenggara untuk AI dan Cloud

Google mengumumkan komitmen investasi besar-besaran senilai 75 miliar dolar AS atau setara Rp1.200 triliun pada tahun 2025 untuk memperkuat infrastruktur kecerdasan artifisial (AI) dan layanan komputasi awan (cloud). Pernyataan itu disampaikan langsung oleh CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai, dalam keynote Google Cloud Next 2025 yang berlangsung di Mandalay Bay, Las Vegas, Amerika Serikat, Rabu (8/4/2025) waktu setempat.

“Pada 2025, kami berencana menginvestasikan sekitar 75 miliar dolar AS dalam belanja modal,” ujar Sundar. Menurutnya, investasi tersebut akan difokuskan pada seluruh lapisan inovasi AI, dari infrastruktur hingga teknologi fondasional untuk mendukung masa depan berbasis AI.

Salah satu target ekspansi Google berada di Asia Tenggara, wilayah yang tengah bersiap menghadapi percepatan transformasi digital. Dalam pemaparannya, CEO Google Cloud Thomas Kurian menyebutkan bahwa Google tengah memperluas infrastruktur cloud globalnya di berbagai negara, termasuk Malaysia dan Thailand.

“Jaringan ini, yang bergerak dengan ‘kecepatan Google’ atau hampir tanpa latensi, kini dapat diakses oleh perusahaan di mana pun melalui Cloud Wide Area Network (Cloud WAN),” kata Kurian. Teknologi Cloud WAN memungkinkan pelanggan menggunakan jaringan privat Google dengan peningkatan performa hingga 40 persen dan pengurangan biaya kepemilikan hingga 40 persen.

Ekspansi Google ke kawasan Asia Tenggara dinilai sebagai peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi simpul penting dalam ekosistem digital global. Meski Indonesia belum secara eksplisit disebut dalam daftar ekspansi awal, posisi strategisnya di kawasan dan pertumbuhan infrastruktur digital nasional menjadikannya kandidat kuat.

Di sisi lain, Google juga meluncurkan sederet inovasi dalam ajang tersebut. Salah satunya adalah peluncuran unit pemrosesan tensor (TPU) generasi ketujuh bernama Ironwood, yang diklaim menghadirkan efisiensi tinggi dalam komputasi AI, jaringan, dan penyimpanan. Inovasi ini diharapkan memperkuat performa AI enterprise skala global.

Selain itu, Google memperkenalkan Gemini 2.5 sebagai model AI terbaru yang mampu menalar sebelum menjawab. Versi Pro dari model ini difokuskan untuk kode dan pemrograman kompleks, sementara Gemini 2.5 Flash dioptimalkan untuk penggunaan sehari-hari.

“Fitur-fitur ini menjadikan AI yang canggih lebih mudah diakses dan terjangkau. Pelanggan kini bisa membangun AI yang mampu menyelesaikan masalah kompleks sekaligus memahami konteks dengan lebih dalam,” papar Kurian.

Dengan nilai investasi fantastis ini, Google mempertegas ambisinya menjadi penggerak utama transformasi digital global. Bagi Indonesia, langkah Google dapat menjadi peluang strategis untuk memperkuat infrastruktur digital nasional, mendukung pertumbuhan startup, dan mempercepat penerapan AI lintas sektor. (Rio)

Related Articles

Latest Articles