Jakarta, Demokratis
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pendidikan Indonesia Baru (GPIB), Ir. Agung Karang, menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto menjadikan perbaikan sistem pendidikan nasional sebagai prioritas utama dalam masa kepemimpinannya. Melalui jaringan GPIB yang telah terbentuk dari Sabang hingga Merauke, seruan ini mengusung satu tuntutan utama: pendidikan gratis dan merata untuk seluruh rakyat Indonesia, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, Madrasah, Pesantren, hingga Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta.
GPIB menyoroti fakta bahwa masih banyak siswa di daerah tertinggal dan wilayah terpencil yang belum mendapat akses pendidikan yang layak, bahkan terkadang terpaksa berhenti sekolah karena biaya. Komitmen GPIB adalah mendorong negara menghadirkan pendidikan yang tidak membebani rakyat, bebas pungutan, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai gerakan nasional, GPIB hadir untuk menggalang kesadaran masyarakat sekaligus mendorong perubahan sistemik pada dunia pendidikan Indonesia. Beberapa poin perjuangan GPIB meliputi:
Pendidikan gratis dan inklusif dari jenjang dasar hingga tinggi.
Dukungan anggaran negara bagi lembaga pendidikan swasta dan keagamaan.
Percepatan pembangunan pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan).
Penguatan pendidikan karakter dan moralitas.
Penolakan terhadap segala bentuk komersialisasi pendidikan. GPIB mengajak pemerintah untuk menyusun kebijakan pendidikan yang berpihak kepada rakyat kecil, serta mendorong lahirnya kurikulum yang kontekstual, aplikatif, dan membentuk karakter bangsa yang beradab, berakhlak & bermoral.
Di sisi lain, masyarakat – termasuk guru, wali murid, dan tokoh masyarakat – diimbau untuk bersatu memperjuangkan hak pendidikan anak-anak kita. “Seperti tujuan berdirinya GPIB yaitu untuk menggerakkan peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam pendidikan untuk mewujudkan Indonesia Baru dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 20 tahun lagi yaitu tahun 2045,” ucap Agung Karang. (GT)