Oleh Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH
Pengertian Wara’ menurut Ibrahim bin Adham adalah sebagai berikut:
“Meninggalkan semua hal yang diragukan kedudukan hukumnya, apakah termasuk halal atau haram (syubhat).”
Syubhat artinya samar,
adapun sesuatu yang tidak bermanfaat disebut Fudhul (berlebih-lebihan).
Perintah wara’ adalah sabda Nabi dari Abu Hurairah sebagai berikut:
“Jadilah orang yang wara’, tentu engkau termasuk orang yang paling baik dalam beribadah di antara orang yang suka beribadah.”
Definisi Qana’ah adalah sebagai berikut:
“Tidak suka mencari-cari sesuatu yang tidak ada pada dirinya, tapi ia memanfaatkan yang ada padanya.”
(Nashaaihul ‘Ibad Sh:39)
Semoga kita selalu mendapat pertolongan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Aamiin.
Penulis adalah Guru Besar Fakultas Syari’ah UIN IB Padang, Ketua Wantim MUI Sumbar, Anggota Wantim MUI Pusat, Penasehat ICMI Sumbar, A’wan PB NU