Oleh Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH
Diriwayatkan, bahwa suatu hari Nabi menemui sahabat-sahabatnya,
lalu Nabi bertanya,
“Bagaimana keadaanmu di waktu pagi (Subuh)?”
Mereka menjawab,
“Kami dalam keadaan iman kepada Allah.”
Lalu Nabi bersabda
“Apakah tanda-tanda keimananmu?”
Mereka menjawab,
“Kami Sabar terhadap musibah,
Bersyukur atas nikmat di waktu lapang, dan
Senang terhadap ketetapan Allah (Qadha).”
Lalu Nabi Saw. bersabda,
“Kalau begitu kalian benar-benar termasuk orang-orang mukmin yang sebenarnya, Demi Allah yang memelihara Ka’bah.”
Keterangan:
Sebagian ulama ahli makrifat mengatakan, sabar itu ada tiga tingkatan :
- Tidak suka menceritakan nasib buruk kepada selain Allah,
Ini adalah sabar tingkatan tabi’in.
- Ridha atas Ketetapan Allah,
Ini adalah sabar tingkatan orang-orang zuhud.
- Cinta akan musibah,
Ini adalah sabar tingkatan para siddiqin.
(Nashaaihul ‘Ibad Sh:13)
Semoga kita selalu mendapat pertolongan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Aamiin.
Penulis Guru Besar UIN IB Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/Anggota Wantim MUI Pusat/Penasehat ICMI Sumbar/A’wan PB NU