Oleh DR Mas‘ud HMN
Hubungan Indonesia – Malaysia memasuki babak baru, karena itu terdapat konsentrasi langkah menghadapi permasalahan tersebut. Jika tidak akan ada persoalan baru yang rumit yang membawa kekhawatiran.
Esensi persoalan agaknya dapat dilihat dengan munculnya pemerintahan baru. Untuk Malaysia sudah ada pemerintahan dibawa Perdana Menteri Mahathir Muhammad sebagai pengganti PM Najib Razak. Memang sudah beberapa masa, namun suasana Malaysia masih dalam era baru dan perubahan.
Pemerintaha Indonesia demikian juga, yakni Presiden Joko Widodo meski figur lama namun eranya baru yakni periode 2019 – 2024. Singkat kata ada era baru dan ada tantangan baru.
Sudah cukup disadari oleh kedua pemimpin Indonesia dan Malaysia. Mereka berdua pada bulan Agustus 2019 lalu Presiden Jokowi datang untuk bertemu Perdana Menteri Mahathir Muhammad di Putra Jaya Kuala Lumpur.
Pertemuan berlansung 8 sd 9 Agustus kanor Perdana Menteri bertenu empat mata. Pertemuan mendidkusikan setidaknya 4 point, yaitu:
Pertama, soal perbatasan. Hal ini berkaitan dengan keamanan lintas batas bahata narkoba dan teroris.Ini menjadi concern dua pemimpin sebagai isu bersama.Hal itu sepakat dihadapi bersama sebagai commom enemy yang serius.
Kedua masalah industry minyak kelapa sawit. Kedua Negara terlibat sebagai penghasil palm oil besar dunia. Problemnya adalah faktor harga dan kebijakan perdagangan dunia.
Ketiga, masalah pendidikan yaitu Imdonesia dan Malaysia perlu belerjasama pada pendidikan tinggi. Problemnya diorgonaize oleh lembaga Cultural Learning Coperatiom (CLC).
Keempat car project dan Promas. Yaitu soal industri mobil Protom dan masalah energy minyak Petronas Malaysia dalam tata kelola market di Indonesia.
Selain itu, adalah masalah annual ASEAN Meeting 19-21 Desember di Kuala Lumpur. Ini tentu saja tentang sikap Pembentangan diatas bersama dalam persfektif region dan global.
Pembentangan di atas mengindikasikan masalah dan tantangan baru disertai dengan keberadaan Leadership baru. Ya, itulah realita didepan mata. Juga tidak bisa dilupakan Presiden Jokowi dan KH Makruf Amin akan menjadi Wakil Presiden baru Indonesia 20 Oktober sebagi hari pelantikannya. Dimana pelantikan akan ikut hadir dari Malaysia mewakili Perdana Menteri YABhg Tun Dr, Siti Hasmah Mohamad Ali Senior Oficial Prime Minister dan Menteri Luar Negeri YB Dato Saifuddin Abdullah.
Utusan dua figure dari Malaysia adalah symbol kehangatan relationship dua Negara Melayu bertetangga baik. Tentu semua ini melambangkan ungkapan Melayu serumpun bak serai dan segagang bak sirih. Tak Melayu hilang dibumi. Insya Allah!
Jakarta, 20 Oktober 2019